Untuk suksesnya program tol laut perlu adanya koordinasi dan sinergi antar kementerian, serta pemerintah daerah dan institusi terkait lainnya, khususnya dalam menekan disparitas harga barang.
Ha itu ditegaskan Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean week, Senin malam.
“Perlu peran serta kementerian dan lembaga lain dalam menekan disparitas harga dan memastikan pergerakan logistik yang terintegrasi dan lancar, termasuk konektivitas antar moda transportasi dan pemantauan harga barang tol laut hingga ke tangan konsumen. Dan itu tak bisa hanya dilakukan Kemenhub sendirian melalui Program Tol Laut,” katanya.
Carmelita menyatakan dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, diharapkan akan mempercepat optimalisasi kinerja tol laut.
Sebab, ujar Carmelita, inpres itu bertujuan meningkatkan sinergitas seluruh instansi dalam meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
“Program Tol Laut yang sudah berjalan baik ini harus diiringi dengan munculnya industri di wilayah timur sehingga adanya pertumbuhan muatan balik kapal, dengan begitu nantinya akan membuat daya saing logistik kian baik,” katanya.
Tingkat keterisian kapal-kapal tol laut masih perlu terus dioptimalkan. Masih ada beberapa rute yang muatannya masih berkisar 30-an persen, meski ada juga rute tol laut yang sudah sampai 100 persen.
“Untuk optimalisasi muatan tol laut perlu sinergi seluruh pihak. Bisa melalui program Rumah Kita yang mengkonsolidasikan barang-barang pada sepanjang rute Tol Laut,” katanya.
Ketersediaan stok bahan pokok di daerah yang akan diangkut juga perlu diperbanyak. Selain itu, perlu juga memperbanyak ship’s call kunjungan kapal tol laut.
“Pemberian subsidi angkutan laut pada program tol laut sebaiknya difokuskan hanya untuk sembilan bahan pokok dan penting,” ungkapnya.
Menurut Carmelita, peran tol laut sangat penting dalam upaya mengurangi disparitas harga antarwilayah khususnya di wilayah timur dan di daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP).
Carmelita juga mengapresiasi kelancaran distribusi logistik di tengah pandemi COVID-19 lewat tol laut yang tetap aman dan lancar ke seluruh daerah.
Kelancaran transportasi laut itu bisa dilihat dari operasional, baik kapal liner maupun kapal dalam program tol laut relatif sesuai jadwal.
“Kita patut syukuri berkat kerja keras Kemenhub, sektor transportasi laut baik yang kapal liner maupun kapal tol laut yang mengangkut bahan pokok dan penting tetap berjalan lancar dan tanpa hambatan di masa pandemi seperti ini,” kata Meme.
Program tol laut juga dinilai telah mengalami banyak terobosan untuk mengoptimalisasikan perannya mengamankan jaring logistik ke daerah dan menekan disparitas harga antarwilayah. Pertumbuhan jumlah trayek tol laut terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
Sejak diluncurkan pada akhir 2015, jumlah trayek tol laut sudah sebanyak 26 trayek pada 2020. Dari jumlah rute itu, tujuh rute dilayani oleh pelayaran swasta nasional.
Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla Kemenhub Capt. Wisnu Handoko mengungkapkan bahwa masih adanya disparitas harga barang antara wilayah dan daerah di Indonesia tak bisa diselesaikan sendiri melalui program tol laut, perlu melibatkan banyak pihak.
“Jika yang dijadikan parameter hanya disparitas, maka tidak akan dapat diselesaikan sendiri oleh program tol laut. Banyak hal yg belum bisa dicover oleh subsidi angkutan barang. Seperti TKBM, Fasilitas pelabuhan, Pengendalian distribusi, Monopoli dalam perdagangan, Sistem Logistik antar moda yang sifatnya multi sektor dan telah berlangsung lama,” katanya.
Menurut Capt. Wisnu Handoko, untuk mencapai disparitas harga proporsional, semua aspek harus diperbaiki secara simultan oleh seluruh lembaga terkait salah satunya dengan Memperkuat supervisi perdagangan antar pulau.
“Lalu menerapkan digitalisasi salah satunya dengan National Logistik Ekosistem (NLE), juga pengembangan sarana prasarana infrastruktur pelabuhan secara terus menerus mengikuti kebutuhan jumlah dan jenis komoditi,” ungkapnya. (***)