Mulai adanya pelonggaran aktivitas masyarakat di masa pandemi covid-19 dan dibolehkannya kembali pabrik kendaraan beraktivitas, meski belum sepenuhnya full capacity, menjadikan sejumlah usaha terkait bergairah lagi.
Permintaan akan kendaraan dari sejumlah negara tujuan ekspor yang sebelumnya di-lockdown memberikan imbas positif pada kegiatan logistik pengantaran hingga penumpukan kendaraan di lapangan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC).
“Di IKT kegiatan jasa penumpukan kendaraan dan lainnya mulai menggeliat,” kata Ade Hartono, Dirut PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) kepada Ocean Week, di Tanjung Priok, Selasa (14/7).
Sebagai misal, pada bulan Juni 2020 lalu, jumlah kendaraan CBU yang ditangani di Lapangan Internasional mengalami kenaikan 23,22% (MoM) dari 8.131 unit CBU di bulan Mei 2020 menjadi 10.019 unit CBU.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.601 unit merupakan CBU ekspor yang naik 28,55% MoM dibandingkan Mei 2020 sebanyak 6.691 unit dan sebanyak 1.418 unit merupakan CBU import yang lebih rendah 1,53% MoM dibandingkan Mei 2020 sebanyak 1.440 unit CBU.
Sementara itu, segmen Alat Berat (termasuk truk dan bus) masih cenderung turun secara total dimana di bulan Juni 2020, jumlah Alat Berat yang ditangani di lapangan yang sama turun 46,83% (MoM) dari 630 unit di bulan Mei 2020 menjadi 335 unit.
Sebanyak 178 unit Alat Berat merupakan impor dimana naik tipis 4,71% (MoM) dari 170 unit di bulan Mei 2020 dan 157 unit merupakan ekspor atau turun 65,87% (MoM) dari 460 unit Alat Berat di bulan Mei 2020.
Sedangkan pada segmen Sparepart, di bulan Juni 2020 terjadi penurunan 72,90% (MoM) dari 5.537 M3 di bulan Mei 2020 menjadi 1.501 M3.
“Secara akumulasi sepanjang Januari hingga Juni, penanganan bongkar muat kendaraan CBU di Lapangan Internasional di tahun ini masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Untuk segmen CBU, sepanjang enam bulan pertama di tahun ini menangani 124.734 unit CBU atau lebih rendah 26,58% (YoY) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu dimana penanganan ekspor turun 21,18% (YoY) menjadi 105.082 unit CBU dan import berkurang 46,25% (YoY) menjadi 19.652 unit CBU dibandingkan periode yang sama di tahun lalu,” ujar Ade.
Untuk segmen Alat Berat, ungkap Ade, perbaikan terlihat pada kegiatan bongkar muat ekspor dimana ditangani 2.847 unit sepanjang satu semester pertama di tahun ini atau naik 58,52% (YoY) namun, impor berkurang 57,50% (YoY) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu menjadi 2.278 unit.
Untuk segmen Sparepart, sebanyak 12.650 M3 atau turun 9,51% (YoY) di sepanjang enam bulan pertama tahun ini untuk kegiatan ekspor dan sebanyak 10.565 M3 di periode semester pertama tahun ini atau lebih rendah 45,10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara pada Lapangan Domestik, di bulan Juni 2020 sebanyak 5.230 unit CBU ditangani atau naik 137,73% (MoM) dibandingkan bulan Mei 2020 sebanyak 2.200 unit CBU.
Segmen Alat Berat juga mengalami kenaikan di bulan Juni 2020 sebesar 58,51% (MoM) dari 511 unit di bulan Mei 2020 menjadi 810 unit. Sementara itu, besaran Spareparts di bulan Juni 2020 sebesar 153 M3 atau naik 274,28% (MoM) dari 41 M3 di bulan Mei 2020.
Secara akumulasi sepanjang semester I 2020, jumlah CBU di Lapangan Domestik mencapai 55.875 unit atau naik 43,64% (YoY) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Alat Berat naik 25,26% (YoY) di sepanjang semester pertama di tahun ini menjadi 7.532 unit dari periode yang sama di tahun lalu sebesar 6.013 unit. Sedangkan Spareparts masih lebih rendah dimana turun 81,89% (YoY) di semester pertama tahun ini menjadi 1.403 M3.
Ade Hartono juga menyampaikan, meski dibandingkan tahun lalu kondisi penanganan bongkar muat kendaraan masih lebih rendah, namun secara bertahap di bulan Juni ini berbarengan dengan fase New Normal mulai terlihat adanya perbaikan.
“Kami harapkan kondisi produksi pabrikan manufaktur otomotif kian pulih yang diikuti dengan meningkatnya permintaan sehingga dapat berimbas positif pada kinerja IPCC,” ucapnya lagi.
Mantan GM TPK Koja ini menambahkan, dari sisi kesiapan lapangan penumpukan, IPCC (kode PT IKT di bursa efek) tetap beroperasi normal dimana IPCC mendukung ketersediaan layanan bongkar muat maupun pengantaran kendaraan, baik dari luar pulau maupun luar negeri.
Ade juga mengungkapkan, dari sisi internal, IPCC tidak hanya menjaga profesionalisme layanan, namun juga tetap memperhatikan prosedur operasional bongkar muat di pelabuhan dengan protokol kesehatan dan prosedur disinfeksi untuk memberikan pelayanan kenyamanan bagi pengguna jasanya. (***)