Empat belas perusahaan bongkar muat (PBM) terseleksi di pelabuhan Tanjung Priok selalu dilakukan review kinerjanya per 3 bulan sekali secara regular. Hal itu dilakukan Pelindo II sebagai bahan evaluasi usulan perpanjangan kontrak pada akhir tahun periode perjanjian para PBM tersebut.
Humas PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Kiki Khidmat, menyatakan bahwa saat ini terdapat 14 PBM terseleksi dan 4 diantaranya khusus terseleksi yang kesemuanya telah memenuhi target kinerja sehingga berhak untuk tetap beroperasi sebagai PBM terseleksi.
“PT Pelabuhan Tanjung Priok senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jasa baik secara langsung ataupun dengan menggunakan sumber daya yang berasal dari mitra, untuk itu PT. Pelabuhan Tanjung Priok akan memastikan jaminan pelayanan tersebut dengan melakukan review bisnis dan penetapan SLA SLG dengan mitra dan vendor,” ujar mantan general manager Pelabuhan Pangkal Balam itu.
Ditanya tentang berapa banyak produktivitas, Kiki tak menjawab. Tetapi bahwa ada 4 PBM yang memperoleh kontrak jangka panjang berkisar 15 tahun, antara lain PBM Olah Jasa Andal, PBM Adipurusa, PBM DHU, Kiki menjawab karena mereka telah berinvestasi alat bongkar muat yang jumlahnya cukup besar.
“Khusus PBM Olah Jasa Andal telah memenuhi kriteria untuk beroperasi sebagai PBM terseleksi jangka panjang selama 15 tahun, karena PBM ini telah berinvestasi untuk alat bongkar muat yang jumlahnya cukup besar,” ungkapnya.
OJA Kejar Kontrak
PT ICTSI Jasa Prima Tbkberharap bisa meneruskan laju bisnis yang positif di periode paruh kedua tahun ini. Hal ini berkaca dari kinerja perusahaan yang tumbuh signifikan di semester satu tahun ini.
Di periode tersebut, perusahaan jasa bongkar muat di pelabuhan ini mencatatkan pendapatan US$ 3,06 juta, naik hampir tiga kali lipat dari periode serupa tahun lalu yang tercatat US$ 1,15 juta.
Alhasil, Jasa Prima pun mencatatkan laba di periode tersebut sebesar US$ 776.898. Padahal, di periode yang sama tahun lalu masih merugi US$ 967.991.
Menurut Wesly EP Situmeang, Sekretaris Perusahaan ICTSI Jasa Prima, pihaknya lewat anak usaha PT PBM Olah Jasa Andal tengah mengejar negosiasi kontrak untuk bisa menangani jasa kepelabuhan di pelabuhan Tanjung Priok.
Harapannya sudah pasti yakni bisa menambah klien dari sejumlah perusahaan pelayaran. Namun, Wesly tidak menyebut secara rinci identitas dari perusahaan pelayaran tersebut. “Ini adalah strategi untuk meningkatkan performa keuangan,” katanya.
Pihaknya akan mengejar kontrak-kontrak dengan perusahaan pelayaran tersebut dengan dua format bisnis. Pertama lewat pekerjaan kegiatan sandar kapal secara tidak berjadwal alias ad hoc cal.
Kedua, menjajaki peluang ke sejumlah perusahaan pelayaran untuk mendapatkan jasa sandar kapal secara terjadwal (window contract).
Dari kedua model bisnis tersebut, manajemen Jasa Prima ingin bisa mendapatkan kontrak jasa sandar berjadwal yang lebih banyak supaya bisa menjaga pendapatan bisnis dari perusahaan ini. Selain tentunya tetap berharap dari kegiatan tak berjadwal.
Maklum, perusahaan ini sudah meneken perjanjian dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dalam hal kegiatan jasa kepelabuhan, terutama kegiatan penyandaran kapal di pelabuhan Tanjung Priok selama 15 tahun yang sudah dimulai 2013. (***)