Pemerintah Indonesia (Kemenhub) telah membangun sebanyak 124 kapal perintis untuk program tol laut dengan tujuan menurunkan tingkat disparitas harga di wilayah Barat dan Timur Indonesia.
“Kita membangun 124 kapal untuk perintis, kapal rede, kapal pelra, kapal ternak dan kapal kontainer serta tol laut. Di tahun 2018 ini rute tol laut sudah mencapai 15 trayek. Diharapkan nantinya dapat menjangkau dan mendistribusikan bahan kebutuhan pokok di seluruh wilayah Indonesia,” kata Menhub Budi Karya Sumadi saat menjadi Keynote Speech pada acara Focus Group Discussion dan Rapat Kerja Nasional Alumni ITS, di Hotel Sari Pan Pacific, Jumat (2/3) sore.
Menurut Budi, apa yang dilakukan Kemenhub itu sejalan dengan Nawacita Presiden Jokowi yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Menhub Budi Karya menyatakan, pada tahun 2017, program tol laut telah memberikan hasil melalui penurunan disparitas harga sampai dengan 23% di wilayah Timur Indonesia. Hal ini tentunya meningkatkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat Indonesia.
Kemenhub juga telah melakukan peningkatan pelayanan melalui peningkatan proses bisnis di pelabuhan dan efisiensi biaya pelabuhan melalui peningkatan kerja pelabuhan dengan menetapkan standarisasi operasi pelabuhan laut dan peningkatan pengelolaan dan kapasitas pelabuhan yang memberikan kemudahan dan pelayanan yang maksimal bagi pengguna jasa.
“Peningkatan pelayanan di bidang angkutan laut salah satunya dengan adanya pelayanan Smart Port System Integration yang didukung dengan implementasi Inaportnet. Selain itu untuk meningkatkan kinerja di pelabuhan khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok telah memberikan pelayanan selama 24 jam dalam 7 hari yang diharapkan dapat mengurangi antrian yang terjadi di pelabuhan,” ungkap Menhub.
Saat ini sistem tersebut juga telah dilengkapi dengan sistem penerbitan Delivery Order secara online yang akan memangkas biaya sebesar 60% dari sebelumnya.
Melalui FGD tersebut, Menhub mengajak para alumni ITS dan Universitas lain untuk memberikan masukan serta pemikiran untuk mewujudkan ekosistem transportasi yang lebih baik untuk mencapai kejayaan Indonesia sebagai negara maritim. (***)