PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) terus berupaya mengenjot produksinya. Targetnya di 2017 ini perseroan mampu menangani kegiatannya hingga tembus ke 25 juta ton. Harapan tersebut optimistis bisa tercapai dengan beroperasinya dermaga 7.3 di pelabuhan Cigading yang dioperasikannya.
“KBS saat ini menjadi pelabuhan curah terbesar di Indonesia. Tahun lalu KBS mampu menangani sekitar 20 juta ton. Kapal dengan kapasitas 200 ribu ton sudah bisa dilayani di salah satu dermaga disini, karena kedalaman kolamnya mencapai 21 meter,” kata Tonno Sapoetro, Dirut PT KBS kepada Ocean Week, di Cigading, Cilegon Banten.
Optimisme KBS cukup beralasan, menyusul adanya sejumlah bisnis pelabuhan yang masuk, ada bisnis bahan baku pembuatan semen yakni grinded blast furnace slag. “Krakatau Steel dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk bikin perusahaan patungan bernama PT Krakatau Semen Indonesia. Kedua perusahaan lantas membangun pabrik grinded blast furnace slag berkapasitas 750.000 ton per tahun. Dipastikan kegiatan mereka tak bisa lepas dari pelabuhan (KBS),” ujar Tonno yang didampingi Puji Winarto, salah satu GM anak usaha KBS.
Sebelumnya Direktur Keuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Tambok P. Setyawati, dalam keterangan tertulisnya menyatakan, pembangunan Dermaga 7.3, milik anak usaha Krakatau Steel yakni PT Krakatau Bandar Samudera, ditujukan untuk melayani kebutuhan bongkar muat bahan baku PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dengan ukuran kapal maksimal yang sandar 40.000 DWT.
Proyek lainnya, pembangunan Galvanizing and Annealing Processing Line, bertujuan untuk memproduksi produk baja bagi pasar sektor otomotif. Pembangunan itu dikelola oleh Krakatau Steel dan Nippon Steel Sumitomo Metal Corp. “Sampai akhir 2016, perkembangan proyek telah mencapai 72,53% dan ditargetkan selesai triwulan III/2017,” ungkapnya.
Kemudian, proyek pembangunan pabrik pengolahan Granulated Slag milik PT Krakatau Semen Indonesia, perusahaan patungan milik Krakatau Steel dan Semen Indonesia, memiliki kapasitas 750.000 ton per tahun.
“Pembangunan pabrik ini bertujuan untuk mengolah granulated slag (by product Blast Furnace) menjadi slag powder sebagai bahan baku semen. Progres keseluruhan proyek sampai dengan Desember 2016 telah mencapai 60,32% dan ditargetkan selesai pada triwulan II 2017,” jelasnya. (**)