Untuk pertama kali, kapal Tol Laut Curug Mas bersandar di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, setelah beberapa waktu lalu daerah itu ditetapkan sebagai jalur kawasan tol laut oleh pemerintah pusat.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Baubau, Marlent Manurung, mengatakan, kapal berkapasitas memuat 360 kontainer itu, berlabuh di Pelabuhan Baubau sejak Sabtu (17/6), pukul 12.30 Wita.
“Kapal ini baru pertama kali sandar di Baubau. Oleh karena itu, kita dalam mendukung dan melayani kapal tol laut ini sudah siap. Apalagi program tol laut ini program pemerintah yang sudah lama hanya baru terealisasi di Pelabuhan Baubau 2017,” katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (18/6).
Kapal tol laut tersebut berangkat dari Surabaya menuju ke Baubau lalu ke Manokwari, dan dari Manokwari, kapal kembali ke Baubau dan melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Guna mendukung pengoperasian kapal itu di pelabuhan Baubau, lokasi bongkar muat peti kemas kapal tersebut telah disiapkan.
“Untuk sementara terminal peti kemas baru menggunakan lapangan satu. Kedepan, ada tambahan terminal peti kemas seluas 5.000 meter lagi yang siap menampung kontainer. Terminal ini masih dalam proses reklamasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin mengatakan, tarif kapal tol laut jauh lebih murah dari kapal-kapal kontainer yang dikelola swasta selama ini. Rincian tarif per kontainer, Baubau-Surabaya Rp 3.306.000, Surabaya-Manokwari Rp 5.295.000 dan Baubau-Manokwari Rp3.960.000.
“Kalau kapal swasta, tujuan Surabaya bisa sekitar Rp8 juta. Pelni diminta hanya membantu saja karena Pelni sudah pengalaman dalam perkapalan. Apalagi, agen kapal tol laut ini belum ada di Baubau,” katanya.
Muatan kapal tol laut sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71/2015 yakni kategori barang-barang kebutuhan pokok dan kebutuhan penting yang dimasukkan ke kontainer seperti, semen, daging, beras, minyak goreng, jagung dan hasil bumi lain.
Kapten Kapal Tol Laut Curug Mas, Benny Hutagalung, mengatakan sejak menakhodai kapal tol laut, kapal itu baru pertama kalinya masuk di Kota Baubau.
“Saat ini belum ada muatan. Tapi kami tetap lanjut ke daerah tujuan, karena program tol laut telah memiliki ketentuan trayeknya,” katanya, di Baubau, Sabtu.
Dia mengatakan, dalam menakhodai kapal dengan panjang 100 meter lebih dan lebar 16 meter itu ke Baubau, pihaknya tidak menghadapi kendala.
“Kalau kondisi pasang surut ombak sudah resiko, tapi dalam perjalanan kita tetap harus berhati-hati. Dan kalau jumlah anak buah kapal 20 orang,” ujarnya. Kapal dilengkapi dengan peralatan seperti radio dan navigasi yang dalam kondisi baik. (**)