MV Iriana, kapal bertenaga listrik pertama di Indonesia telah diluncurkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Kapal untuk angkut semen curah berkapasitas 9.300 DWT yang dilengkapi dengan sistem electric propulsion tersebut diproduksi oleh PT Sumber Marine Shipyard.
Dalam keterangan resminya, Menteri Airlangga menyatakan, kapal yang dipesan oleh PT Pelayaran Andalas Bahtera Baruna tersebut digerakkan dengan tenaga listrik yang dihasilkan motor elektrik, sehingga hemat energi dan ramah lingkungan.
“Indonesia merupakan negara ketiga di Asia yang memproduksi jenis kapal ini setelah Jepang dan Taiwan. Karya anak bangsa ini adalah wujud nyata kemandirian industri perkapalan nasional yang nantinya dapat mendukung kelancaran distribusi barang, khususnya untuk muatan semen yang akan digunakan untuk kegiatan pembangunan di Indonesia,” kata Airlangga pada Launching Ceremony Cement Carrier MV. Iriana di PT. Sumber Marine Shipyard, Tanjung Uncang Batam, baru-baru ini.
Airlangga menjelaskan bahwa teknologi MV Iriana sama dengan yang dipakai Jepang. Kapal tersebut mampu menghemat bahan bakar lebih besar. “Teknologi di sini akan menghemat energi hingga 20 persen, sedangkan di Jepang hanya menghemat sekitar 10 persen,” ujarnya.
MV Iriana memiliki spesifikasi panjang 117 meter, lebar 25,5 meter, tinggi 7,9 meter, kedalaman ke air 6,3 meter, dan kecepatan 10 knot. Kapal tersebut dikerjakan dalam kurun waktu kurang dari setahun. Pemakaian bahan baku untuk MV Iriana didominasi dengan baja lokal yang diproduksi PT Krakatau Posco di Cilegon.
Menurut Menperin, produksi kapal ini mampu menghemat devisa negara sekitar Rp 260 miliar per kapal. Hal itu membuat perusahaan dapat memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja lokal dan memperkuat mata uang rupiah.
Airlangga berujar, pembangunan MV Iriana sejalan dengan langkah pemerintah menempatkan sektor maritim sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan nasional. “Saat ini, pemerintah berupaya agar sektor industri galangan kapal nasional mempunyai daya saing di tingkat global,” ungkap Airlangga. (**)