Kalibaru dapat kembali menjadi pelabuhan komersial, jika kolamnya dapat dikeruk hingga kedalaman 6 meter. Sebab, sekarang ini dermaga eksisting yang sudah ada mencapai panjang 75 meter dari total 800 meter yang dipunyai.
“Memang, secara bisnis, pelabuhan Kalibaru cocok untuk kegiatan curah cair, karena di pelabuhan Tanjung Priok sudah ocer capacity, nakanya penting dioptimalkan,” kata Banu Amza, fungsionaris DPC INSA Jaya, kepada Ocean Week, usai audiensi dengan KSOP Kalibaru, Mardiantika, di Kantor Kalibaru, Selasa (23/5).
Turut hadir pada audiensi itu, sejumlah pengurus DPC INSA Jaya antara lain, Sunarno (bendahara), Ujang Munif (seksi hukum), Anang Haroni (sekretaris), dan Andre Patikawa (PPOP).
Ujang Munif menambahkan, bahwa dulu pelabuhan Kalibaru ini digunakan untuk kegiatan kayu. Namun, setelah Pelindo II membangun NPCT1, pelabuhan ini menjadi sedikit terlupakan dan kurang produktif.
“Sebenarnya, Kalibaru bisa dibilang lebih potensial dibandingkan pelabuhan Marunda. Namun karena kondisinya sekarang kurang menguntungkan untuk kegiatan bisnis, pelabuhan ini jadi nggak dilirik oleh pengusaha,” ucapnya.
Sementara itu, Mardiantika, KSOP Kalibaru sebagaimana dikutip M. Haroni menyatakan, yang perlu dilakukan saat ini adalah mengeruk kedalaman pelabuhan. “Paling tidak bisa mencapai kedalaman 6 meter, sehingga kegiatan curah cair dapat dilakukan disini (Pelabuhan Kalibaru-red),” katanya.
Menurut Haroni, kapal yang minta untuk masuk ke Kalibaru sudah cukup banyak. (***)