Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan terima kasih dan ucapan selamat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atas keberjasilannya menurunkan angka kecelakaan sebanyak 30% pada mudik lebaran tahun 2017.
“Saya mengucapkan terima kasih dan selamat atas penerima penghargaan hari ini yang dengan segala upayanya menyelamatkan banyak jiwa manusia sehingga mudik lebaran menurun korbannya sampai 30% menandakan bahwa apabila kita bekerja sama dengan baik dapat kita selesaikan hal-hal yang selama ini memberikan korban jiwa yang begitu besar,” kata JK saat penyerahan penghargaan atas meningkatnya keselamatan & kelancaran Arus Mudik Lebaran 2017 dalam acara Pencanangan Tahun Keselamatan Untuk Kemanusiaan 2017-2018 di Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada Minggu (30/7).
Menurut JK, berkurangnya 30% angka korban jiwa dalam mudik lebaran 2017 dapat terwujud atas koordinasi dan perencaaan yang baik dari semua pihak terkait.
Sementara itu Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan, Kemenhub menjadi bagian dalam Pilar Ketiga yaitu kendaraan yang berkeselamatan dalam Instruksi Presiden No.4 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan.
“Fokus Kemenhub dalam Pilar ketiga diantaranya, pembatasan kecepatan pada kendaraan, penanganan muatan lebih (overloading), penghapusan kendaraan, standar keselamatan angkutan umum, penyempurnaan uji tipe kendaraan bermotor yang diimpor dalam keadaan bukan baru modifikasi, serta pengembangan desain dan riset kendaraan bermotor,” ujar Menhub.
Sedangkan Kapolri Tito Karnavian menjelaskan outcome seluruh potensi yang ada pada pemangku kepentingan 5 pilar maupun seluruh komunitas kalangan masyarakat dapat mengaktifkan soft power serta mitra-mitra keselamatan yang proaktif dalam mewujudkan keselamatan untuk kemanusiaan.
“Bahwa rancangan ini adalah wujud sinergi yang utuh antara 5 pilar Kementerian dan Kelembagaan yaitu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Perhubungan, Kapolri, Menteri Kesehatan serta Dirut Jasa Raharja dalam penyelenggaraan gerakan moral yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keselamatan, menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan serta membangun budaya tertib berlalu lintas,” jelas Tito. (hum/**)