Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (KemenkoMarves) mengusulkan Sabang dijadikan pelabuhan Hub Transit, karena letaknya strategis, sehingga kapal tak perlu memutar ke Pelabuhan Malahayati atau Pelabuhan Lhokseumawe.
Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Basilio Dias Araujo menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi (Rakor) terkait Pelabuhan Hub Transit di Sabang, Provinsi Aceh yang berlangsung di kantor Kemenko Marves, Jakarta, baru-baru ini.
Basilio Dias Araujo mengatakan bahwa Sabang memiliki potensi besar sebagai tempat perekonomian dan pariwisata. Sabang telah dilalui 14 kapal cruise dan 86 yacht.
“Untuk proyeksi kegiatan pariwisata sangat berkembang,” ujarnya mengutip Infopublik.id, Minggu (17/4).
Sementara itu, Staf Ahli Menteri bidang Hukum Laut Kemenko Marves, Okto Irianto menuturkan, menjadikan Sabang sebagai pelabuhan persinggahan merupakan kesempatan yang bagus bagi perekonomian Kota Sabang.
“Demi menarik perhatian stakeholder untuk membangun pelabuhan di Sabang, maka dibutuhkan perbandingan harga antara pelayanan hub transit di Singapura dan Malaysia,” katanya.
Okto menyarankan, untuk menarik pemilik kapal, Pelabuhan Hub Transit di Sabang mestinya dikenakan tarif 10 persen lebih rendah dari pelayanan di Singapura dan Malaysia.
Selain itu, katanya, untuk menarik minat kapal Indonesia ke hub transit Sabang, perlu diadakannya pertemuan dengan Indonesian National Shipowners Association (INSA).
“Jika kita memproyeksikan Pelabuhan Sabang dibutuhkan konsolidasi dengan asosiasi kapal di Indonesia untuk mensosialisasikan adanya rencana pembangunan pelabuhan hub transit di Sabang,” jelasnya.
Sedangkan Deputi Komersial dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Erwanto Kasyah, menyatakan terdapat aktivitas yang dilakukan di Sabang, di antaranya 19 call cruise setiap tahun. Pelabuhan tersebut juga telah digunakan oleh kapal perang dari India, Tiongkok, Singapura dan Indonesia.
“Namun tidak ada aktivitas perdagangan di Pelabuhan Sabang hingga saat ini,” kata Erwanto.
Menurut Erwanto, salah satu langkah yang paling efektif untuk menghidupkan Pelabuhan Sabang adalah dibutuhkannya perjanjian bilateral antara Indonesia dan India, mengenai kemungkinan hub transit di Pelabuhan Sabang, Aceh.
Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty berpendapat bahwa Sabang seharusnya menjadi pelabuhan yang maju.
Sandeep mendukung Pelabuhan Sabang harus dihidupkan dan didorong agar semakin berkembang.
“Pelabuhan tersebut sangat terkenal di India dan Malaysia, posisinya yang strategis bersebelahan dengan laut lepas dan batas negara,” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa tahun lalu, India akan melakukan investasi di Sabang untuk membangun pelabuhan.
Komitmen investasi telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Republik Indonesia dengan India. MoU ini langsung diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu). Salah satu kesepakatan kerja sama tersebut adalah program pengembangan dan peningkatan ekonomi Aceh-Andaman dan Nicobar.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan BPKS dan RITES disampaikan bahwa untuk pengembangan pelabuhan kargo (transhipment) di Sabang ini sangat strategis dan memiliki beberapa special case, dapat disebutkan sebagai keuntungan besar dan menekan biaya pembangunan dikarenakan lokasi dermaga yang secara natural berada di kolam yang memiliki kedalaman untuk mampu melayani kapal kargo berukuran besar tanpa khawatir terjadi sedimentasi di area kolam, hal ini jelas tidak membutuhkan biaya tambahan untuk pengerukan atau perawatan kolam.
Beruntungnya lagi, posisi pelabuhan yang direncanakan di Sabang ini merupakan jalur sutranya perdagangan wilayah timur barat, tepatnya di lintasan area selat Melaka, tentunya akan memberi deviasi besar pada waktu dan jarak tempuh kapal dari/ke tujuan.
Jarak dan waktu relatif pendek, jelas memberi profit yang lebih besar. Sebagai pertimbangan besar juga, kemacetan lalu lintas di Sabang ini juga lebih stabil dibandingkan dengan pelabuhan hub tetangga (Singapura dan Malaysia) yang sudah jenuh dan sibuk. Sebagian besar kargo transhipment India yang ditujukan ke pelabuhan kawasan ini akan memiliki keunggulan jarak jika pelabuhan Sabang dipertimbangkan jadi hub transit. (**)