Perusahaan pelayaran dan logistik Denmark, Maersk, pada Jumat (5/1/2024) mengumumkan bahwa pihaknya akan menghentikan sementara kapal-kapal yang menuju Laut Merah dan Teluk Aden mengingat kejadian baru-baru ini yang melibatkan Maersk Hangzhou dan perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
“Situasinya terus berkembang dan tetap sangat tidak stabil, dan semua informasi intelijen yang ada menegaskan bahwa risiko keamanan terus berada pada tingkat yang meningkat secara signifikan,” kata perusahaan pelayaran Denmark tersebut.
Setelah jeda operasi sebelumnya, perusahaan tersebut memutuskan untuk melanjutkan operasinya pada 24 Desember setelah inisiatif keamanan multinasional mengerahkan pasukan untuk melawan serangan. Namun Maersk berhenti lagi pada Selasa.
Perusahaan tersebut, mengatakan Jika hal ini paling masuk akal bagi pelanggan kami, kapal akan dialihkan rutenya dan melanjutkan perjalanan mereka mengelilingi Cape of Good Hope.
“Kami tetap berkomitmen untuk meminimalkan dampak terhadap rantai pasokan pelanggan kami dan akan terus memberi Anda informasi terkini mengenai situasinya,” ungkap Maersk.
Kelompok Houthi yang didukung Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Ansar Allah, telah meningkatkan keterlibatan mereka secara signifikan dalam konflik di Jalur Gaza.
Kelompok tersebut telah memperingatkan bahwa mereka akan menyerang semua kapal tujuan Israel di Laut Merah — salah satu rute laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar — dalam upaya mendukung warga Palestina ketika mereka menghadapi agresi dan pengepungan Israel di Gaza.
Beberapa perusahaan kontainer terbesar di dunia telah menghentikan operasinya di wilayah tersebut. Misalnya Hapag Lloyd, dan CMA CGM.
Di tengah serangan Houthi, Amerika Serikat mengumumkan pembentukan misi multinasional untuk melawannya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa peningkatan serangan tersebut mengancam kebebasan arus perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah, dan melanggar hukum internasional.
Maersk kembali mengatakan pihaknya memahami dampak potensi hal ini terhadap operasi logistik, namun yakinlah bahwa semua keputusan telah dipertimbangkan dengan cermat dan pada akhirnya memprioritaskan keselamatan kapal, pelaut, dan pemilik kargo.
Harga Naik
Sementara itu Iran menyerukan akan mampu menggapai ‘musuh’, baik yang jauh maupun dekat dari jangkauannya. Penegasan ini disampaikan di tengah ketegangan di Laut Merah, lokasi kelompok Houthi yang didukungnya menyerang kapal-kapal kargo yang melintas.
‘’Hari ini, kami menghadapi pertempuran mati-matian, menghadapi musuh,’’ kata Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, saat peluncuran kapal baru bernama Abu Mahdi yang dilengkapi 100 peluncur rudal di Kota Bandar Abbas, pada Sabtu (6/1/2024).
Salami menyatakan, Iran mesti mempertahankan kepentingan nasional mereka di mana pun berada. ‘’Ini bakal berbahaya bagi musuh yang berdekatan ataupun jauh dari angkatan laut kami. Mereka seharusnya menyingkir dari wilayah ini,’’ katanya.
Akibat dari serangan Houthi terhadap kapal-kapal barang, menurut Freightos, platform pemesanan dan pembayaran untuk pelayaran internasional, untuk pekan ini biaya pengapalan dengan tujuan Asia ke Eropa Utara naik lebih dari dua kali lipat, yaitu di atas 4.000 dolar AS per 40 kaki kontainer.
Untuk pengapalan menggunakan rute Asia ke Mediterania, harga melambung hingga 5.175 dolar AS.
Kepala Riset Freightos, Judah Levine menyampaikan, sejumlah perusahaan kapal mengumumkan tarif di atas 6.000 dolar AS per 40 kaki kontainer ke Mediterania.
‘’Tarif itu berlaku pertengahan bulan ini. Ada biaya ekstra 500 dolar AS hingga 2.700 dolar AS per kontainer, membuat biaya pengapalan lebih tinggi,’’ kata Levine.
Hingga Rabu lalu, ratusan kapal kontainer dan kapal lainnya mengubah rute ke Tanjung Harapan.
Tujuannya untuk menghindari serangan Houthi. Pengalihan rute ini bakal menambah lamanya perjalanan kapal dari 7 hingga 20 hari.
Pelabuhan-pelabuhan Amerika Utara yang tak begitu terdampak, tarifnya juga ikut-ikutan naik.
Penyebabnya, 30 persen kargo yang tiba di Pantai Timur AS melewati Terusan Suez. Maka itu, perusahaan logistik berharap pengapalan barang-barang impor dialihkan ke Pantai Barat AS, yang melewati rute langsung Samudra Pasifik, dari Cina dan negara Asia lainnya.
Tarif pengapalan dari Asia ke Pantai Timur Amerika Utara naik 55 persen hingga 3.900 dolar AS per 40 kaki kontainer. Harga di Pantai Barat melonjak 63 persen ke angka lebih dari 2.700 dolar AS. Levine mengatakan, mereka berharap bisa menghindari Laut Merah. (reuters/Anadolu/ant/**)