Peningkatan pelayanan Pemanduan dan Penundaan di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan juga Terminal Khusus (TERSUS), khususnya di TERSUS Nusantara Regas dan STS (Ship to Ship) Ambang Luar Sungai Musi sangat menopang naiknya produksi pemanduan dan penundaan PT JAI Tbk.
Menurut Herman Susilo, Direktur Komersial dan Operasi PT Jasa Armada Indonesia (JAI), produksi Pemanduan di TERSUS mencapai 8,7 Juta GT jam, naik 362 % dibanding periode yang sama tahun 2019 lalu, yaitu 2,4 Juta GT jam. Sedangkan Penundaan di Pelabuhan Umum, TUKS, dan TERSUS mencapai 229,7 juta GT jam atau naik 110% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 208,7 juta GT jam.
“Berdasar pelabuhan asal dan tujuan, realisasi pelayanan internasional sebesar 119,62 juta GT jam, naik 17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan domestik 110,08 juta GT jam naik 4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkapnya kepada Ocean Week, Rabu malam (18/3), di Jakarta.
Ketika Indonesia sedang sibuk mengantisipasi dan menangani wabah Corona, PT JAI Tbk juga terus melakukan antisipasi atas dampak adanya pandemic Corvid-19 apabila terjadi penurunan produksi arus kapal, khususnya di pelabuhan umum dalam beberapa bulan ke depan.
“IPCM (kode JAI di bursa saham) secara simultan disamping menjaga aspek keselamatan dan kesehatan petugas lapangan, khususnya crew kapal Tunda dan pekerja pendukungnya, juga telah melakukan langkah-langkah antisipatif, apabila kondisi ekonomi dan arus perdagangan turun, salah satunya dengan melakukan efisiensi dan efektivitas pola kerja. Segala biaya-biaya yang hanya nice to have akan dihilangkan dengan tetap menjaga Business Continuity Management (BCM) dan merawat alat produksi, kapal tunda secara berkala. Hal ini untuk menjaga optimalisasi kinerja keuangan,” tutur Herman.
Herman juga mengungkapkan, disamping melaksanakan efisiensi dan efektivitas, dari sisi lain IPCM terus menggenjot kerjasama dengan TERSUS dan TUKS. “Salah satunya, sebagaimana pernah kami sampaikan sebelumnya, IPCM telah mendapat kontrak 3 tahun kerjasama dengan PT Nusantara Regas (2020-2023), dengan ship call rata-rata 40 kapal LNG per tahun,” jelasnya.
Kontrak ini, menurut Herman merupakan kelanjutan kontrak pelayanan yang telah berjalan sejak tahun 2017. Dengan kontrak jangka panjang tersebut, kelanjutan dan pengembangan bisnis IPCM akan terjamin.
“Kerjasama ini menunjukkan tingkat kepercayaan NR atas pelayanan pandu dan tunda IPCM selama ini,” ujarnya lagi.
Herman menambahkan, kerjasama dengan TUKS dan TERSUS itu untuk memenuhi kebutuhan listrik dan energi daerah dan nasional sehingga tetap terjaga keberlangsungannya.
Kontribusi pendapatan pelayanan Pemanduan dan Penundaan di TUKS dan TERSUS sampai dengan Februari 2020 mencapai 26% dari total pendapatan.
JAI juga melakukan ekspansi pasar dan operasi wilayah di Sumatera, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta untuk meraih pasar baik di TUKS, Tersus maupun pelabuhan umum tahun ini. (***)