Ketua DPC INSA Semarang, Ridwan menyatakan sampai saat ini kegiatan keluar masuk kapal cargo maupun petikas asing serta domestik di pelabuhan Tanjung Emas masih aman.
“Masih aman pak, kapal cargo asing dan domestik, terkecuali kapal cruise, tetap bisa sandar dan bongkar muat sesuai prosedur,” kata Ridwan saat dihubungi Ocean Week, Rabu malam (18/3).
Hanya saja, menurut dia, kegiatan sedikit menurun. Ada penurunan untuk volume impor sekitar 30%, sedangkan ekspor turun sekitar 20%.
Sementara untuk domestik terjadi kenaikan sekitar 5% dari Januari ke Februari 2020.
Menjawab bagaimana sistem kerja saat ini terkait adanya wabah Corona, Ridwan mengatakan, pola kerja masih tetap seperti biasa. “Masih masuk kantor normal, belum sampai harus kerja dari rumah. Semoga pada Maret ini tidak terimbas issu covid19,” ungkap Ridwan.
Seperti diketahui bahwa pelabuhan Tanjung Emas Semarang sempat menolak beberapa kapal Cruise asing.
Bahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan akan menolak puluhan kapal Cruise yang akan datang ke pelabuhan terbesar di Semarang ini.
Sementara itu, Kepala Pengawasan dan Pelayanan (KPP) Bea Cukai Tipe Madya Tanjung Emas, Anton Martin mengatakan bahwa di Tanjung Emas kapal kargo luar negeri mulai masuk, sekitar lima kapal.
Kelima kapal tersebut membawa muatan sebanyak 3.928 kontainer dan 1 kapal kargo di antaranya berasal dari Shanghai, China, membawa 644 kontainer.
“Ini menunjukkan di China sudah mulai pulih dan akan diikuti kedatangan kapal kargo barang lain membawa bahan baku penolong, barang modal dan barang konsumsi,” kata Anton.
Kendati demikian, Anton mengaku tren impor-ekspor dari sisi nilai impor atau devisa ekspor dan netto (berat) via pelabuhan Tanjung Emas turun. Penurunan ini terjadi karena siklus musiman pasca imlek meski jika dibandingkan tahun lalu masih lebih tinggi trennya.
Data KPPBC Tipe Madya Tanjung Emas mencatat sampai 15 Maret 2020 nilai impor dari China terjadi kontraksi. Total impor sampai 15 Maret mencapai Rp767 miliar atau lebih rendah dibandingkan Maret 2019 yang mencapai Rp3,7 triliun.
Sementaratotal impor (semua negara termasuk China) per pertengahan Maret 2020 mencapai Rp2,9 triliun. Nilai ini juga turun dibandingkan Maret tahun lalu yang mencapai Rp11,08 triliun. (**)