PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur terus melakukan langkah antisipasi terhadap penyebaran wabah COVID-19 di lingkungan pelabuhan.
Langkah ini diambil sebagai bentuk keseriusan manajemen IPC Teluk Bayur dalam mencegah dan mengantisipasi persebaran virus yang berbahaya tersebut.
Langkah antisipasi berlaku bagi seluruh aspek kegiatan dan pelayanan, baik pada pelayanan operasional seperti pelayanan kapal dan pelayanan barang termasuk melakukan upaya antisipasi pencegahan bagi seluruh pekerja di lingkungan kantor (back office).
Untuk mendukung hal tersebut, IPC Teluk Bayur berkoordinasi dengan pihak Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) selaku port regulator dan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) selaku badan yang berwenang dalam mencegah masuknya potensi wabah di areal pelabuhan.
Menurut GM IPC Teluk Bayur Wardoyo, pihaknya melakukan pemeriksaan ketat terhadap kapal-kapal berbendera asing yang bersandar di dermaga Pelabuhan Teluk Bayur.
“KSOP telah meyiapkan dan menetapkan titik zona labuh sejauh 5 Nautica Mile (Mil laut) dari Pelabuhan Teluk Bayur. Pemeriksaan dan pengecekan kesehatan seluruh crew dan ABK kapal dilaksanakan oleh tim KSOP dan KKP untuk memastikan keamanan sebelum kapal bersandar,” kata Wardoyo, Rabu (18/3).
Setelah kapal tersebut dinyatakan aman, pihak IPC Teluk Bayur akan membantu proses pemanduan dan penyandaran kapal di pelabuhan.
“Namun apabila kapal tersebut dinyatakan tidak aman, maka kapal tersebut akan dikarantina terlebih dahulu di zona labuh selama 14 hari sejak tanggal pemeriksaan sebagaimana periode masa inkubasi virus tersebut,” ungkapnya.
Wardoyo menyatakan, saat ini telah disiapkan alat Thermo Scanner untuk melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan dan juga tamu-tamu perusahaan.
“Jika suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius, maka akan langsung dibawa ke klinik kesehatan milik perusahaan maupun Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sedangkan bagi tamu, setelah diperiksa suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius maka petugas akan menghimbau untuk menunda kunjungannya dan menyarankan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke klinik kesehatan maupun Rumah Sakit terdekat,” ujar Wardoyo.
Operasional Normal
Wardoyo juga mengungkapkan untuk kegiatan operasional di pelabuhan Teluk Bayur masih normal, layanan tetap 24/7 baik pada pelayanan jasa kapal maupun pelayanan terminal petikemas dan terminal non petikemas (break bulk terminal).
“Sejauh ini operasional di Pelabuhan Teluk Bayur tetap berjalan seperti biasanya, kami tetap melayani 24 jam 7 hari,” ucapnya.
Untuk jumlah arus kunjungan kapal di dua bulan pertama tahun 2020 ini (Januari-Februari) terealisasi sebanyak 299 unit, meningkat sebesar 18% dibandingkan periode sama tahun 2019 sebanyak 252 unit.
“Namun bila dibandingkan dengan target bulan Januari dan Februari 2020, realisasi capaian kunjungan kapal bulan Januari dan Februari 2020 masih 4% di bawah anggaran,” kata Wardoyo.
Menurunnya kegiatan itu, menurut Wardoyo, karena sedang menurunnya kunjungan kapal luar negeri khususnya dari USA untuk mengangkut komoditi karet ekspor, akibat menurunnya permintaan karet mentah dari USA yang secara langsung juga berdampak pada kinerja pelayanan terminal petikemas, dimana arus petikemas hanya terealisasi sebesar 95,9% dari target yang ditetapkan. Sedangkan untuk arus barang dalam berbagai kemasan seperti curah cair, curah kering, general cargo dan bag cargo masih cenderung stabil dimana pada periode bulan Januari dan Februari 2020 ini secara rata-rata terealisasi sebesar 617.812 ton. (hum/**).