PT Pelindo II memfokuskan pada 4 hal dalam rangka menjadikan Pelabuhan Panjang sebagai trade fasilitator.
Hal itu diungkapkan GM Pelindo II Panjang Drajat Sulistyo kepada Ocean Week, Jumat pagi ini. “Kedepan banyak perubahan yang akan dilakukan di pelabuhan Panjang untuk menjadikan sebagai trade fasilitator,” katanya.
Pertama, ujar Drajat adalah Speed. Dalam hal ini, pihaknya akan mengukur kecepatan dalam melayani, hingga menyikapi keluhan para pengguna jasa.
“Kami akan ukur kecepatan melayani, komplain, merubah, hingga mendeliver. Ini syaratnya pelabuhan bisa kelas dunia,” ucapnya.
Kedua Akses. Untuk ini, Pelindo Panjang sedang mengupayakan membangun akses infrastruktur menuju Pelabuhan Panjang, baik dari darat maupun laut.
“Pelabuhan Panjang berada di tengah masyarakat dan ditengah permukiman, makanya akses melalui darat sudah kami usulkan terintegrasi dengan Tol Trans Sumatera,” kata Drajat.
Menurut Drajat, tingkat okupansi di Pelabuhan Panjang sekitar 27 persen. Kedepan, salah satu jalan yang disasar yaitu Tol Trans Sumatera connecting dengan pelabuhan untuk meningkatkan okupansi.
Mantan GM Pelindo Bengkulu ini menyatakan, saat ini Pelabuhan Panjang sudah bisa melayani kapal dengan panjang maksimal 264 meter dan kapasitas cargo berkisar 3.000-4.000 kontainer.
Selain akses darat, Pelindo II juga akan melakukan pengerukan di Pelabuhan Panjang untuk diperdalam hingga 14 meter sehingga nantinya seluruh dermaga bisa digunakan kapal bersandar.

“Akses lewat laut, kami akan memperdalam 14 meter sehingga tidak lagi rebutan dermaga. Rata-rata sekarang (dalamnya) 9 meter. Pengerukan akan dilaksanakan tahun 2020,” ungkapnya.
Fokus ketiga yakni Physical Office. Drajat mengungkapkan pihaknya akan melengkapi infrastruktur pelayanan pelabuhan dan kantor.
“Kami akan concern memenuhi fasilitas infrastruktur pelabuhan dan kantor. Kami akan buat smart office yang bisa digunakan untuk kegiatan administrasi dan lainnya. Enam bulan sudah bisa deliver, jadi nanti dilengkapi juga dengan musala hingga coffee shop,” katanya.
Keempat menurut Drajat adalah Friendly. “Ini lebih kearah human capital yang bisa anytime melayani pelayanan dan bisnis. Bisa costumer centric. Kami akan terus bertransformasi sampai 2022. Mari kita siap-siap sambut era baru ini,” ucapnya lagi.
Drajat juga mengungkapkan soal Lampung integreted industrial port sebagai ending dari Pelabuhan Panjang sebagai trade fasilitator.
“Lampung integreted industrial port, jika ini terwujud bakal banyak investor yang masuk. Eksodus cargo menuju Pelabuhan Panjang akan dimulai ketika nanti Tol Trans Sumatera tersambung dengan pelabuhan,” ungkapnya.
Drajat menambahkan bahwa Pelabuhan Panjang sekarang ini dalam proses transformasi menuju pelabuhan kelas dunia. Berbagai fasilitas disiapkan, termasuk jalur koneksi dengan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Kedepan pelabuhan panjang akan menerapkan digitalisasi termasuk dalam bongkar muat.
Proses digitalisasi kedepan akan mulai establish di awal tahun. “Kami akan rilis semua dashbord kegiatan yang bisa dilihat realtime, termasuk cargo owner,” ungkapnya.
Kata Drajat, nantinya kapal delay juga akan terdeteksi, termasuk apabila ada kelalaian pilot.
‘Jadi tidak bisa main-main lagi. Kita terus akan naikan performance, kita harus berubah seiring dengan digitalisasi,” tutupnya. (***)