Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya arus barang melalui pelabuhan Cigading, PT Sentral Grain Terminal (SGT), anak usaha FKS Group, bekerja sama dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) membangun Integrated Warehouse (IWH) Sentral Grain Terminal 2 (SGT).
Peletakan batu pertama (groundbreaking ceremony) IWH untuk terminal bongkar muat curah kering terbesar di Asia Tenggara itu sudah dilakukan pada akhir bulan November 2017 lalu, di pelabuhan Cigading, Banten.
Chief Operation PT SGT, Sukinto menyatakan, IWH ditargetkan pada tahun 2018 sudah selesai pembangunannya. “Anggaran investasi pembangunan warehouse ini menggunakan dana internal,” ujarnya kepada Ocean Week, di Kantor SGT, Kamis (4/1), di Cilegon, Banten.
Sukinta juga mengungkapkan, bahwa pembangunan IWH SGT 2 tersebut karena adanya kebutuhan logistik yang tinggi di wilayah ini. “Tadinya integrated warehousing (SGT 1) dibangun untuk menampung kebutuhan barang internal yang per tahun mencapai antara 2,7 sampai 3 juta ton. Tapi seiring dengan perkembangan dan meningkatnya arus barang yang dibongkar muat di pelabuhan yang dikelola PT KBS ini, maka disini pun juga melayani penumpukan sementara barang-barang dari industri lain,” ungkap Sukinta yang didampingi Ade Rispati, Kepala Gudang SGT, dan Puji Winarto, dari PT KBS.
Sukinta menambahkan, adanya IWH SGT juga dapat mengurangi demorage kapal. Karena, bongkar muat barang menjadi cepat, produktivitas semakin tinggi, dan terjadi efisiensi cost.
IWH SGT 2 akan dibangun diatas lahan seluas 7 hektar dari total IWH seluas 11 hektar, dan ini untuk menampung pasar diluar internal yang mencapai 11 juta ton per tahun. “IWH SGT 2 akan dilengkapi dengan pergudangan maupun sejumlah silo yang nantinya diperuntukkan menampung sementara barang-barang seperti jagung, gandum, kedelai, dan sebagainya,” tutur Sukinta.

IWH SGT menjadi salah satu fasilitas yang sangat memiliki prospek kedepan, apalagi dengan terus bertubuhnya perekonomian di wilayah Banten. Pada Januari 2018 ini, ada 8 kapal yang barangnya masuk ke warehouse SGT. Rata-rata per kapal memuat antara 50 sampai 70 ribu ton.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sentral Grain Terminal, Farhan Rio Gunawan melalui siaran persnya menyebutkan bahwa terminal bongkar muat curah kering IWH SGT 2 ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Sentral Grain Terminal 2 memiliki fasilitas gudang penyimpanan atau flat storage dengan total kapasitas sebesar 200 ribu metrik ton (MT) dan fasilitas penyimpanan gudang silo dengan total kapasitas sebesar 100 ribu MT.
“Jumlah penyimpanan ini melebihi gudang penyimpanan sebelumnya (SGT1) yang memiliki kapasitas kurang lebih 180 ribu MT,” katanya.
Kedua fasilitas tersebut (IWH SGT) didukung dengan pengadaan terminal transit modern dengan sistem otomatis, menghubungkan dermaga pelabuhan ke tempat penyimpanan melalui food grade conveyor belt yang dijalankan secara otomatis dengan kapasitas transfer sebesar 1.300 MT per jam.
Sentral Grain Terminal 2 memiliki kemampuan pembongkaran dari kapal dengan kapasitas 26 ribu MT dalam sehari dan juga kemampuan bongkar muat ke dalam truk logistik yang mencapai 10 ribu MT per hari.
Menurut Farhan, dibandingkan dengan metode lama yang menggunakan sistem manual pembongkaran dari kapal dan masuk ke dalam truk, penggunaan metode baru dengan teknologi modern ini dapat menggantikan model lama dengan sistem mekanikal pembongkaran langsung ke dalam conveyor belt yang beroperasi selama 24 jam. Sehingga, hasil yang didapatkan menjadi dua kali lipat dibandingkan menggunakan metode lama.
Pembangunan Sentral Grain Terminal 2 merupakan bentuk dukungan PT SGT dan PT KBS dalam menopang kapasitas bongkar muat curah kering yang lebih efisien dari sisi waktu dan biaya.
Farhan mengatakan, fasilitas pembongkaran kapal yang menggunakan sistem teknologi seperti ini juga diterapkan di Terminal Teluk Lamong, Surabaya.
“Penggunaan fasilitas seperti IWH SGT ini dapat disandingkan dengan terminal transit yang berada di Jepang dan Cina. Sentral Grain Terminal 2 diharapkan dapat menjadi solusi dari isu dwelling time,” ujarnya. (***)