Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub saat ini masih melakukan kajian atau evaluasi terhadap statement Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang beberapa waktu lalu menyatakan akan menutup dan melarang Pelabuhan Bojonegara beroperasi melayani angkutan penumpang karena armada yang tersedia dianggap tidak layak.
“Kami masih mengkajinya masalah tersebut, hasilnya sampai sekarang masih belum karena terus dilakukan evaluasi,” kata Chandra Irawan, Direktur Lala Ditjen HUbla menjawab Ocean Week, disela-sela acara pelepasan kapal mudik gratis sepeda motor, di Tanjung Priok, kemarin.
Chandra memang tidak mau banyak menjawab selain hanya mengungkapkan jika masalah pelabuhan penyeberangan di Bojanegara itu sedang dilakukan kajian oleh Ditjen Hubla, pasca Menhub Budi Karya Sumadi mengeluarkan pernyataannya itu, sewaktu melakukan pemeriksaan kesiapan pelabuhan Merak menghadapi arus mudik Lebaran beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui bahwa Menhub Budi menyatakan, Armada kapal Landing Craft Tank (LCT) hanya diperuntukkan mengangkut barang tidak untuk penumpang karena selain tidak layak juga dapat membahayakan keselamatan.
Makanya, Pelabuhan Bojonegara yang melayani penyeberangan kendaraan truk diminta untuk menghentikan operasi selama libur Lebaran untuk itu pihaknya sudah meminta bantuan kepada Kepolisan dan Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan setempat untuk mengamankan.
Adapun alasan Menhub meminta pengelola Pelabuhan Bojonegara menghentikan sementara pelayanannya lantaran penyeberangan di pelabuhan ini dinilai dapat membahayakan penumpang karena tidak menggunakan kapal standar untuk mengangkut penumpang.
Padahal dalam pengoperasian setiap harinya, pelabuhan Bojonegara diketahui menggunakan kapal LCT mengangkut kendaraan truk yang di dalamnya juga terdapat sopir dan kernet sebagai penumpang. (***)