Dengan dijadikannya Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment local akan memiliki banyak manfaat, karena akan terjadi konsolidasi kargo nasional di pelabuhan ini. Artinya kegiatan ekspor dari berbagai daerah tidak perlu lagi melalui pelabuhan Singapura.
“Jadi barang-barang dari daerah tidak perlu ke Singapura kalau mau pergi ke Osaka atau Taiwan. Tapi dikonsolidasikan dulu di Tanjung Priok. Dengan cara ini, rute pelayaran itu menjadi lebih efisien, lebih efektif. Khususnya untuk daerah di Pulau Jawa dan Sumatera,” ujar Dirut PT Pelindo II Elvyn G. masassya kepada pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta.
Dengan begitu, ucap Elvyn, akan ada penghematan biaya dalam kegiatan ekspor jika melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Elvyn dengan lewat Tanjung Priok para eksportir bakal menghemat Rp 1 juta – Rp 1,5 juta.
“Setelah kita simulasikan, rata-rata bisa lebih murah Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta via Tanjung Priok. Poinnya kan adalah yang penting cost logistic turun, ada kargo konsolidasi sehingga kapal besar bisa masuk,” tuturnya. Saat ini, kata dia, terdapat tiga perusahaan pelayaran (shipping line) yang berminat mendukung kegiatan ekspor tersebut.
Elvyn berharap penunjukkan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub internasional bisa terjadi pada semester II tahun 2017. “Kita harapkan semester II 2017 sudah terimplementasi,” ungkapnya.
Penunjukkan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub internasional tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 901 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang telah ditetapkan pada 30 Desember 2016.
RIPN tersebut menjelaskan kebijakan pemerintah yang menetapkan fungsi Pelabuhan Tanjung Priok (bersama dengan Pelabuhan Patimban secara komplementer) sebagai pelabuhan hub internasional peti kemas tergolong tepat.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut pernah menyatakan kalau perubahan status Tanjung Priok sebagai hub port menggantikan Kuala Tanjung disebabkan pelabuhan di Sumatera Utara itu belum selesai pembangunannya. “Tanjung Priok sebagai hub port bersifat sementara sambil menunggu pembangunan Kuala Tanjung selesai,” ujarnya. (***)