Terminal petikemas Semarang (TPKS) ditarget bisa menangani 814.580 TEUs pada tahun 2023 ini.
Operator TPKS berharap target sesuai rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tersebut bisa tercapai.
Nyoman Sudiartha, GM TPK Semarang mengatakan hal itu kepada Ocean Week, Kamis (16/11/2023), di Tanjung Emas Semarang. “Sampai dengan Oktober 2023, total sudah melayani 642.007 TEUs, turun dibandingkan tahun lalu periode sama yang mencapai 642.642 TEUs,” ujar Nyoman.
Nyoman mengakui jika kegiatan bongkar muat petikemas sedikit menurun di tahun ini.
Namun begitu, pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasanya.
Penurunan kegiatan melalui Tanjung Emas (ekspor impor) juga diakui ketua ALFI Jateng Teguh dan pengurus GINSI Jateng Yudhi.
“Saat ini aktivitas di Tanjung Emas, untuk impor ekspor agak turun,” kata keduanya kepada Ocean Week, di Semarang.
Apalagi, kata Yudhi menambahkan, saat ini karena aturan pemerintah bagi importir kategori (API-U) tak bisa melakukan impor, karena tak memperoleh persetujuan impor (PI). “Hal itu juga berpengaruh ke kinerja pelabuhan,” ungkapnya.
Keduanya berharap kondisi ini dapat secepatnya normal kembali.
Seperti diketahui, data mencatat pada tahun 2021 capaian arus peti kemas sebanyak 797.000 TEUs.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2022 yang hanya mencapai 765.000 TEUs atau turun 4 persen dari capaian 2021.
Nyoman menyampaikan banyak faktor yang memengaruhi turunnya capaian arus peti kemas. Salah satunya adalah berkaitan dengan peti kemas luar negeri yang masih dipengaruhi oleh konflik Rusia dan Ukraina, lalu konflik Israel-Palestina.
Kendati demikian, hal tersebut tak membuat TPK Semarang patah arang. Pihaknya tetap optimistis untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas bagi pengguna jasa agar capaian tahun ini bisa terus naik atau bahkan melampaui target 2022 maupun 2021.
Saat ini, untuk melayani bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal, TPK Semarang menggunakan enam unit container crane (CC) yang didukung 46 unit head truck dan chasis.
Sementara kegiatan di lapangan, ada tujuh unit RTG manual, 20 unit RTG automatic, 5 unit reach stacker (RS), 1 side loader (LS), serta 11 unit forklift (FL).
Saat ini, tengah berjalan kegiatan reaktivasi rel kereta api oleh KAI yang akan terintegrasi dengan layanan TPK Semarang. Sehingga ke depannya, diharapkan dapat lebih kompetitif atau membantu dan menjadi alternatif angkutan lain selain trucking bagi pemilik barang.
“Terakhir, dalan rangka mendukung program pemerintah, melalui Program Stranas PK di TPK Semarang juga telah mengimplementasikan single truck identification data (STID) secara penuh sejak 1 September 2023 lalu,” kata Nyoman.
TPK Semarang juga telah beroperasi menggunakan terminal operation system (TOS) yang terintegrasi secara real time dengan layanan instansi pemerintah terkait pelabuhan.
Ketua DPC INSA Semarang Hari Ratmoko mengatakan bahwa kegiatan keluar masuk kapal ke Tanjung Emas sampai sekarang tak ada masalah.
Khusus di TPKS, ungkap Hari, layanan juga sudah semakin bagus. “Sudah online sistem, kami tak perlu lagi tatap muka dengan petugas terminal,” katanya. (**)