Misi dagang Indonesia ke Amerika Serikat berhasil mencatatkan kerjasama perdagangan sebesar US$ 1.013.464.000. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara pelaku usaha Indonesia dan AS di sektor baja, tekstil, dan produk tekstil (kapas), kedelai, gandum, holtikultura (buah-buahan seperti jeruk, apel dan anggur), serta investasi produk dairy.
Ketua Umum GPEI Khairul Mahalli menyatakan itu melalui WhatsApp-nya kepada Ocean Week, Minggu malam (29/7). “Kesepakatan kerjasama perdagangan RI dan AS itu dihasilkan saat kunjungan kerja Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita ke negara Paman Sam pada 21-27 Juli 2018, dan dimanfaatkan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) yang ikut mendampingi menteri untuk menjajaki kerjasama ekspor ke AS,” kata Khairul.
Kunjungan ini, ujar Khairul, juga merupakan langkah antisipatif atas dinamika perdagangan internasional saat ini yang memicu merebaknya kebijakan proteksionisme hingga kenaikan tarif bea masuk dan tentunya akan memperkuat kemitraan bilateral kedua negara.
Menurut Khairul, dalam kunjungan kerja tersebut, Erwin Taufan Sekretaris Dewan Pembina Dewan Pengurus Pusat GPEI turut mendampingi Mendag.
“Pak Menteri Perdagangan menyambut baik kesepakatan tersebut dan meminta agar GPEI terus mendukung ekspor Indonesia ke mancanegara,” ungkap Khairul.
Sekjen Asdeki ini juga mengungkapkan, terkait dengan kesepatakan GPEI dengan buyer AS dan Turki, lalu Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) atau Pusat Promosi Perdagangan Indonesia memberikan peluang kepada anggota GPEI untuk melakukan pameran dan business to business (B2B) serta business matching ekspor.
Peluang ini pun langsung disabet oleh GPEI dengan melakukan kerjasama dengan ITPC untuk mengikuti pameran tahun depan di Chicago dan Los Angeles (LA).
“Insyaallah, nanti produk-produk Indonesia yang akan dipamerkan antara lain furniture, seafood dan hortikultura,” ungkapnya.
Mahalli menambahkan, selama ini anggota GPEI juga telah melakukan ekspor furniture ke AS sebanyak 8-10 kontainer setiap bulan dengan nilai sekitar Rp 4 miliar. (ow/***)