Perusahaan pelayaran raksasa dunia asal Taiwan, Evergreen Marine Corporation, ingin membangun sebanyak dua lusin kapal peti kemas berbahan bakar ganda metanol berkapasitas 16.000 TEU, yang kemungkinan akan digunakan untuk layanan Asia hingga Eropa.
Dikutip dari Loadstar London, menyebutkan bahwa Evergreen telah mengundang perusahaan galangan dari China, Jepang, dan Korea untuk mengajukan penawaran untuk pembangunan baru kapal-kapal tersebut.
Menurut laporan, salah satu sumber menyatakan, sebagai bagian dari proses penawaran, pihaknya harus memberikan solusi untuk pengadaan bahan bakar dan penggantian suku cadang, jika perlu. “Sebelum bangunan baru dikirimkan, kapal akan menjalani uji coba laut, dan kami akan memiliki untuk mendapatkan metanol untuk melihat apakah kapal dapat berjalan lancar dengan bahan bakar alternatif. Memiliki metanol saja tidak cukup baik, tetapi kita juga harus berusaha untuk mendapatkan metanol hijau,” ujarnya.
Ketika berbicara tentang dekarbonisasi, bahan bakarnya tidak hanya harus hijau, tetapi proses produksi bahan bakarnya juga harus ramah lingkungan.
Sumber itu mengatakan, 24 kapal bangunan baru itu harus dipecah di antara beberapa pembuat kapal, karena slot yang terbatas.
Pengiriman kemungkinan akan dimulai pada tahun 2026. Sumber juga menyampaikan, Galangan kapal Korea Selatan cukup maju dalam mengembangkan desain untuk bahan bakar alternatif, tetapi baru-baru ini, mereka telah mendapatkan sejumlah pesanan yang baik untuk pengangkut LPG dan pengangkut LNG, selain membangun kapal petikemas besar yang dikontrak dalam dua tahun terakhir.
Sumber pembuatan kapal lain mengatakan bahwa Evergreen belum mengungkapkan di mana rencananya untuk mengerahkan kapal, tetapi berpikir kemungkinan kapal dapat singgah di Eropa, karena penekanan kawasan pada netralitas karbon.
Analis Linerlytica Tan Hua Joo mengatakan kepada The Loadstar bahwa kapal Evergreen baru akan cocok untuk jalur Mediterania.
Dia juga menyatakan, kapal-kapal ini kemungkinan besar dioperasikan untuk perdagangan Asia-Mediterania di mana aturan emisi Eropa yang akan datang akan memberikan keuntungan bagi kapal berbahan bakar metanol ini. (**/la/scn)