Digital port atau smart port akan diterapkan untuk pelabuhan di wilayah PT Pelindo II dan Pelindo III. Sebab, digitalisasi tersebut diyakini mampu meningkatkan efektivitas layanan pelabuhan serta efisiensi sumber daya yang dibutuhkan dalam pelabuhan.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya maupun Direktur Teknologi Informasi, dan Komunikasi Pelinso III Husein Latif mengungkapkan hal itu di acara IAPH World Ports Conference, di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (11/5).
“Saat ini tantangan terbesar adalah mentransformasi pelabuhan menjadi smart-port ataupun digital-port,” ungkap Elvyn.
Menurutnya, digitalisasi pelabuhan merupakan layanan terintegrasi di pelabuhan yang terkoneksi secara digital. Layanan tersebut tidak hanya melibatkan pengelola pelabuhan semata tetapi juga berbagai stakeholders pengelola lainnya.
Di Indonesia sebenarnya digitalisasi sudah dilaksanakan tetapi masih diperlukan ditingkatkan.
“Sehingga perlu ada tukar-menukar pengetahuan dan ekspertise dari inovasi-inovasi yang sudah dilakukan di pelabuhan besar di dunia,” ungkapnya.
Menurut Elvyn pengembangan digitalisasi pelabuhan akan terus dijalankan Pelindo, tetapi tetap perlu mengambil terobosan positif yang sudah ada di pelabuhan lainnya.
Husein menilai ajang seperti IAPH sangat terbuka untuk menjadi ajang saling belajar dan bertukar pengetahuan. “Harapannya Pelindo 1, 2, 3, dan 4 menjadi lebih open-mind dan terbuka dalam mempelajari berbagai inovasi yang disampaikan di dalam event ini,” ucap Husein.
Elvyn juga melihat pentingnya forum ini sebagai ajang untuk tidak hanya bertukar informasi dan inovasi tetapi membangun aliansi berbagai pelabuhan di dunia. Lebih lanjut, momentum IAPH dapat menunjukkan modernisasi pengelolaan pelabuhan Indonesia.
“Bagi Pelindo 1,2,3, dan 4 dapat menunjukkan kepada pelabuhan di dunia bahwa indonesia sudah menjalankan konsep pelabuhan yang modern,” kata Elvyn.
IPO
Elvyn juga mengungkapkan, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) berencana melepas tiga anak perusahaan ke pasar modal. Tiga anak perusahaan itu adalah PT Jasa Armada Indonesia (JAI), PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), dan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP).
Dengan melakukan penawaran umum perdana saham (initial ublic offering/IPO), Pelindo menargetkan dapat meraih dana segar sebesar Rp 6 triliun.
Dana yang terhimpun nantinya akan digunakan untuk pengembangan entitas anak perusahaan. Saat ini Pelindo II sendiri tengah mengelola delapan proyek strategis.
Dari tiga anak usaha tersebut, PT Jasa Armada Indonesia (JAI) yang akan melakukan IPO pertama. Pelindo II akan menggunakan laporan keuangan April untuk melakukan IPO JAI. Proses persiapan IPO JAI dalam tahap kajian dari penasihat keuangan terkait berapa nilai nominal saham yang akan dilepas. “Kita harapkan listing-nya, pada Oktober atau kuartal IV 2017,” kata dia.
Sementara itu, untuk kedua anak usaha lainnya yakni IKT dan PTP direncanakan akan melantai bursa pada 2018. Namun sayangnya, Elvyn tidak memberitahukan perkembangan dari rencana IPO kedua anak usaha tersebut. (***)