IPC mentargetkan bisa menangani petikemas hingga 8,2 juta TEUs dengan laba sekitar Rp 2,6 triliun dan revenue mencapai Rp 13,5 triliun, di tahun 2019 ini.
Perseroan juga mentargetkan bahwa pelabuhannya pada tahun 2020 sudah berstatus kelas dunia dengan menerapkan digitalisasi pada operasionalnya. “Dan itu sedang dibangun di Tanjung Priok,” kata Elvy G. Masassya, Direktur Utama PT Pelindo II, Selasa (19/2).
Elvyn menyatakan, meski pelabuhan serba otomatis, namun tidak akan mengurangi karyawan. “Pelindo akan melakukan persiapan, mengkonversi para karyawan ke bidang-bidang yang lain. Jadi mereka ini akan tetap dipekerjakan pada bidang yang berbeda,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, IPC sedang menyiapkan SDM yang handal, dengan menyekolahkan para stafnya ke luar negeri. “Sejak beberapa tahun lalu, kami sudah mengirimkan SDM ke luar negeri untuk sekolah, mempelajari bagaimana operasional yang bersifat otomasi yang diharapkan pada tahun 2023 sepenuhnya sudah dikelola oleh IPC,” kata Elvyn.
Elvyn berobsesi menjadikan Tanjung Priok seperti Guangzhou China, Rotterdam Belanda, dan Hamburg Jerman. “Sesuai perkembangan jaman, di tahun 2023 kita akan melakukan flow automation dalam pengelolaannya. Jadi hanya sedikit orang di situ, semuanya berbasis digital. Dengan cara ini tentu proses pelayanan akan lebih cepat dan biayanya juga lebih murah,” ucapnya. (**)