Perekonomian Jawa Tengah (Jateng) khususnya yang melalui Tanjung Emas tumbuh hingga 20%. Apalagi dengan mulai nya sejumlah kawasan industri seperti Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dan Jatengland yang sudah mulai melakukan ekspor, semakin menambah ramai pelabuhan Tanjung Emas.
Ketua Umum ALFI, Teguh Arif Handoko menyampaikan hal itu kepada Ocean Week, melalui telepon Minggu pagi (16/3). “Saat ini melihat perkembangan barang yang melewati pelabuhan Tanjung Emas Semarang semakin meningkat, maka sewaktu kami (ALFI Jateng dan Kadin Jateng) bertemu Pak Gubernur Jateng (Ahmad Luthfi), kami sampaikan segera dilakukan revitalisasi Tanjung Emas, karena kalau tidak bisa kongesti,” ujar Teguh.
Dia mengatakan bahwa saat ini volume barang lewat Tanjung Emas naik sekitar 20%. Tahun 2024 lalu throughput sudah mencapai 900-an ribu TEUs, bisa saja tahun ini ke angka 1 juta TEUs. “Dengan kondisi sekarang, CY yang terbatas, dan dermaga yang juga perlu ada penambahan, maka sudah perlu dipikirkan untuk revitalisasi pelabuhan,” ungkapnya.
Alfi Jateng mengusulkan supaya dalam waktu jangka pendek bisa ditambah dermaga menjadi panjang total 1.000 meter dari sekarang yang hanya 600-an meter. “Makanya kami usul agar dermaga Samudera bisa dipakai pada saat kosong, nggak digunakan untuk kegiatan kapal cruise atau kapal lainnya. Lalu CY diperluas, dermaga diperpanjang, atau kalau nggak bisa, kami waktu bertemu Pak gubernur Jateng memberikan alternatif untuk mengembangkan pelabuhan di Batang sebagai alternatif Tanjung Emas,” jelas Teguh.
Menurut Teguh, pelabuhan Batang cukup representatif untuk dikembangkan, disana ada kawasan industri Batang, dekat juga dengan kawasan industri Kendal. “Dan pak Gubernur menerima itu sebagai masukan yang akan dipertimbangkan,” katanya.
Teguh juga menyampaikan bahwa perlu dilakukan pengerukan alur pelayaran maupun kolam pelabuhan. “Saat ini alur pelayaran dan kedalaman kolam pelabuhan sudah tak mampu melayani kapal-kapal besar, sehingga perlu segera dikeruk,” jelasnya.
Revitalisasi kawasan pelabuhan, ujar Teguh, diharapkan bisa mendukung lalu lintas kapal kargo dengan ukuran yang lebih besar.
“Ini bisa menambah volume pelayanan di Tanjung Emas. Kita harapkan semua (kontainer) yang keluar dari industri di Pantura Jateng, bisa ekspor melalui Tanjung Emas. Jangan sampai ada Kawasan Industri yang ekspornya melalui Jatim, Jabar, atau Jakarta,” ungkapnya.
Menurut Teguh, peningkatan layanan logistik distribusi ekspor di Tanjung Emas, dirasa penting dalam 1-2 tahun ke depan. Hal itu untuk menunjang kebutuhan layanan ekspor, karena semakin berkembangnya kawasan industri di Jateng.
Revitalisasi
Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengupayakan realisasi revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Hal itu guna memacu kuantitas layanan distribusi ekspor barang, dari provinsi tersebut.

“Pelabuhan Tanjung Emas akan kita koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan, sebagai upaya revitalisasi,” kata Luthfi, saat menerima audiensi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng, dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI Jateng), di kantor gubernur, Jumat (14/3/2025) lalu.
Kata Gubernur Jateng, revitalisasi itu penting dilakukan, karena untuk menjaga keseimbangan antara meningkatnya arus logistik barang, dengan kapasitas layanan ekspor di Tanjung Emas.
Apalagi, saat ini banyak industri yang berkembang di Jawa Tengah, seperti Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Industri Kendal (KIK), Jatengland Industrial Park Sayung (Demak), dan lainnya.
Berdasarkan masukan dari sejumlah pengusaha, ujar Luthfi, beberapa hal yang perlu dilakukan revitalisasi di pelabuhan Tanjung Emas, di antaranya pendalaman dermaga, perluasan transit kontainer, parkir truk, dan lainnya. Tujuannya, untuk menunjang kegiatan ekspor produk dari Jawa Tengah yang trennya kian meningkat.
Gubernur berharap dengan adanya revitalisasi pelabuhan tersebut, para pengusaha tidak mengirimkan produknya melalui pelabuhan-pelabuhan di luar Jateng.
“Nanti akan kami undang PT Pelindo, agar ke depan Pelabuhan Tanjung Emas bisa punya daya saing. Minimal seperti (Pelabuhan) di Jawa Timur,” katanya.
Untuk diketahui bahwa data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, menyebutkan nilai ekspor provinsi ini pada Januari 2025 mencapai 965,55 juta dolar AS, dengan volume ekspor 314,31 ribu ton. Jumlah itu mengalami peningkatan sebanyak 3,29 persen secara Year on Year (YoY) dari Januari 2024.
Capaian ekspor pada Januari 2025 didominasi sektor nonmigas, yakni industri pengolahan sebanyak 938,51 juta dolar AS, migas 15,98 juta dolar AS, pertambangan dan lainnya 0,12 juta dolar AS, serta pertanian 10,94 juta dolar AS. (***)