Ekspor perdana Ikan dan Komoditi Unggulan melalui Pelabuhan Pulau Baai-Bengkulu, dilakukan pada Jum’at 16 Nopember 2018. Moment penting dan fundamental ini, akan memberikan dampak pada pengembangan ekonomi di Propinsi Bengkulu melalui pendapatan daerah yang diperoleh dari produk perikanan dan produk unggulan lainnya.
“Disamping kontribusi pajak ekspor langsung dan penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor, tentunya hal ini bisa dinikmati oleh daerah atau Propinsi Bengkulu,” kata Hambar Wiyadi, GM Pelindo II Cabang Bengkulu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Sabtu pagi ini.
Hadir pada kesempatan itu, antara lain Gubernur Propinsi Bengkulu DR. H. Rohidin Mersyah, M. MA, Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan R.I. DR. Rina, M.Si, dan para pejabat, pengusaha dari berbagai kalangan dilingkungan Provinsi Bengkulu.
Hambar menyatakan, Pelindo Bengkulu akan berupaya meningkatkan layanan melalui dedicated terminal guna mendukung komoditi ekspor unggulan propinsi Bengkulu.
“IPC Bengkulu akan menempuh berbagai cara untuk meningkatkan kualitas layanan dengan dedicated terminal menjadikan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan ekspor langsung untuk hasil pertambangan, perkebunan, kehutanan, pertanian, perikanan dan peternakan dan produk unggulan lainnya untuk wilayah Bengkulu dan sekitarnya,” katanya.
Mantan GM Pangkal Balam ini mengungkapkan, IPC Bengkulu berkomitmen melakukan penyempurnaan pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana fasilitas pelabuhan guna mendukung kelancaran kegiatan logistik di Propinsi Bengkulu dalam pendistribusian komoditi unggulan asal Bengkulu agar mampu bersaing kompetitif di pasar global (keunggulan kompetitif produk ekspor).
Untuk itu, perseroan terus melakukan pengembangan Terminal melalui dedicated terminal yakni pelayanan bongkar muat barang sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar muat di terminal tersebut (Terminal Curah Kering/TCK, Terminal Curah Cair/TCC, Penataan dan Sistemisasi Terminal Petikemas dan Terminal Umum/General Cargo) serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Instalasi Karantina Hewan (IKH).
Menurut Hambar, selain pengembangan Dermaga Samudera, pihaknya juga sedang menyelesaikan fasilitas tambahan 2 (dua) unit dermaga untuk kegiatan bongkar muat batu bara yakni Dermaga Jetty A dan Dermaga Teluk Sepang (Eks Bukit Sunur) dengan total investasi mencapai Rp 24,4 milyar.
“Untuk Jetty A telah diselesaikan 100% yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya berupa conveyor dengan kapasitas 1.500 ton/jam yang saat ini sedang dalam proses pembangunan,” ungkapnya.
Sedangkan Dermaga Teluk Sepang (Eks Bukit Sunur) sedang dilaksanakan pembangunan berupa dermaga floating rampdoor yang nantinya digunakan untuk melayani kapal jenis tongkang dengan kapasitas 10.000 ton serta didukung dengan fasilitas lapangan dan peralatan bongkar muat berupa 1 (satu) nit excavator dan 1 (satu) unit whell loader dengan total investasi sebesar Rp. 5,7 Milyar.
Sementara itu, pengembangan Terminal Curah Cair seluas 17 Ha dengan kapasitas 5 juta ton/tahun, untuk menangani bongkar muat barang berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilengkapi dengan fasilitas Jetty yang mampu melayani kapal 20 ribu DWT, Piperack dan Storage Tank dengan berbagai ukuran 3 ribu hingga 5 ribu M3. Dimana untuk saat ini kegiatan bongkar muat CPO masih bercampur dengan barang umum (general cargo dan Bag cargo) di Terminal Nusantara.
Untuk sistemisasi Terminal Petikemas saat ini sedang dilakukan pembangunan jaringan Fiber Optic (FO) di Terminal Petikemas yang nantinya akan dilengkapi dengan Informasi-Terminal Operating System (I-TOS) yang berbasis Information Communication Technology (ICT).
Diharapkan dengan Dedicated Terminal ini, pertama akan mampu meningkatkan produktivitas terminal. Tentunya terminal ini akan menjadi “Port of Choice” (pelabuhan pilihan) bagi kapal liner internasional dan regional yang pada akhirnya terminal akan menjadi Hub Port di pantai barat Indonesia.
Kedua, membantu menurunkan biaya logistic cost dengan tersedianya terminal yang didukung peralatan dan produkvitas tinggi, disertai dengan service pelayanan yang baik. “Ini memberikan kontribusi pada efisiensi biaya transportasi yang ditanggung oleh pelanggan /pemilik barang/cargo owner yang pada akhirnya akan berdampak pada harga yang kompotitif atas komoditi ekspor di tingkat pasar global,” ujarnya lagi.
Kemudian, dengan peningkatan aktivitas dan operasional pelabuhan yang diimbangi produktivitas dan standar pelayanan yang baik, akan berdampak pada peningkatan penghematan biaya operasional kepelabuhanan dan penghematan nilai waktu (Value of Time).
“Semoga dengan adanya ekspor produk perikanan ini akan mampu memajukan wilayah Bengkulu yang tentunya didukung oleh semua stakeholder yang memiliki semangat baik dari pemerintah daerah maupun instansi vertikal untuk mampu bersinergi secara insentif dengan para pelaku bisnis sehingga permasalahan pengangkutan atau transportasi baik melalui moda laut dapat teratasi, yang pada akhirnya semua jenis komoditi unggulan di Provinsi Bengkulu dapat dikapalkan secara langsung melalui Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu,” kata Hambar Wiyadi. (pld2/ow/***)