Forum Komunikasi Pelabuhan Tanjung Priok (Forkompri) mendeklarasikan penerapan konsep pelabuhan berwawasan lingkungan (Ecoport), pada Rabu (20/11/2019), bertempat di Museum Maritim, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Deklarasi ini dibuka resmi oleh Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, Capt. Hermanta.
Konsep Ecoport ini juga telah melalui kajian yang dilakukan oleh Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok.
“Dalam dunia kepelabuhanan, ecoport telah menjadi salah satu tren dunia untuk mendukung kecintaan terhadap lingkungan sebagai contoh penerapan Sertifikasi oleh ESPO (European Sea Port Organization) untuk pelabuhan di Eropa, terdapat award yang diselenggarakan oleh AAPA (The Association of American Port Authorities) untuk pelabuhan di Amerika Serikat dan untuk area Asia Pasifik, APEC Port Service Network menyelenggarakan Green Port Award System,” kata Capt. Hermanta, dalam sambutannya Rabu pagi, dihadapan undangan yang hadir seperti INSA, Aptrindo, APBMI, ISAA, Pelindo Cabang Tanjung Priok, dan institusi pemerintah di Priok.
Hermanta juga menyatakan, saat ini mayoritas pelabuhan-pelabuhan besar dunia telah menerapkan konsep ecoport dan telah mendapatkan sertifikat atau award antara lain Shanghai (China), Singapore, Rotterdam (Netherland), Port Klang (Malaysia), Bremen/Bremerhaven (Germany), Barcelona (Spain) dan Le Harve (Perancis).
Konsep ecoport sendiri memiliki 4 pilar utama yaitu Regulatory Compliance, Management System, Green Initiatives, dan Stakeholder Involvement.

“Tolok Ukur Penerapan Pilar Pertama (Regulatory Compliance) untuk pelabuhan diindonesia adalah pemenuhan Peraturan – Peraturan di bidang lingkungan hidup antara lain PP Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup disamping itu dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 51 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut secara spesifik mengamatkan bahwa untuk menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan, Otoritas Pelabuhan harus menyediakan fasilitas pencegahan pencemaran dan menjamin pelabuhan yang berwawasan lingkungan (ecoport),” ungkapnya.
Kepala OP Priok juga mengatakan, bahwa penerapan konsep ecoport dipelabuhan internasional termasuk upaya perlindungan habitat satwa, penggunaan bahan ramah lingkungan, pengurangan limbah, konservasi energy dan antisipasi perubahan iklim melalui penggunaan energi baru dan terbarukan.
“Penerapan konsep ecoport memerlukan perubahan kebiasaan (habit) sebagai contoh kepedulian setiap individu dalam menjaga kebersihan dan mengurangi sampah plastic dilingkungan pelabuhan. Perubahan kebiasaan/habit memerlukan sinergi semua pihak dan memerlukan adanya upaya bersama,” kata Hermanta.
Pada kesempatan ini juga dibentuk Forum Ecoport. “Didalam forum ecoport ini kita rancang program – program bersama yang memerlukan dukungan atau sinergi dari semua pihak demi mewujudkan Pelabuhan Tanjung Priok yang berwawasan lingkungan,” tegas Hermanta.

GM Pelindo Tanjung Priok, Suparjo mengemukakan kebanggaannya atas deklarasi ini. “Kami sudah melakukan kebersihan di Tanjung Priok hampir di semua lini 24 jam. Semoga ini menjadi event penting agar Tanjung Priok kedepan menjadi green port,” kata Suparjo.
Suparjo mengajak kepada semua pihak supaya bisa menjaga kebersihan di pelabuhan Tanjung Priok. “Saya apresiasi upaya menjadikan Priok bersih, baik dari sisi darat maupun sisi laut. Karena baru-baru ini saya bersama pihak Angkatan Laut melakukan peninjauan ke alur dan kolam dermaga, saya begitu prihatin karena masih ada sampah berupa bantal di kolam dermaga, makanya mari kita jaga bersama, supaya Priok bisa jadi green port,” ungkapnya.
Sedangkan Edward dari Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan bahwa kita sepakat jika lingkungan itu penting.
“Masih banyak yang perlu kita kerjakan untuk perbaikan di pelabuhan ini bersama-sama. Mari kita cari solusinya jika ada masalahnya,” katanya.
Soal sampah bagaimana kita dapat mengurangi dan untuk limbah B3 juga bagaimana semua pihak bisa menguranginya. “Kami minta masukan dari bapak ibu semua untuk Kementerian Lingkungan Hidup, karena kebijakan yang kami keluarkan sering dianggap menghambat investasi,” ujarnya.
Pengurus APBMI Jakarta, Ogi Haris mengapresiasi terhadap dekkarasi Ecoport ini. “Saat ini untuk kebersihan di Tanjung Priok sudah bagus. Tapi untuk masalah pelabuhan berwawasan lingkungan masih menuju kesana,” ungkapnya.
Acara diakhiri dengan penandatanganan bersama deklarasi pelabuhan Ecoport dari berbagai stakeholders di pelabuhan Tanjung Priok dan penanaman pohon di halaman depan museum maritim. (***)