Sebagai mata rantai system logistic nasional, bisnis depo petikemas kosong (empty) telah memberikan kontribusi antara 20-25%, sehingga jika pemerintah dalam rantai logistic nasional banyak melibatkan asosiasi di kepelabuhanan, seperti Asdeki, ALFI, Trucking, INSA, dan lain-lain akan dapat membantu pemerintah mengurangi biaya logistic nasional.
Ketua Umum DPP Asosiasi Depo Petikemas Kosong Indonesia (Asdeki) Muslan AR menyatakan bahwa dari tahun 2015 – Juli 2016, usaha depo empty mengalami penurunan, baik tariff maupun volume yang ditangani. “Pelayaran memang minta tariff diturunkan. Tahun 2015 volume yang ditangani menurun, termasuk tariff,” kata Muslan didampingi Khairul Mahalli Sekjen Asdeki, usai penutupan Rakerwil asosiasi ini di Bandung, Kamis (12/8).
Karena itu, Muslan berharap di 2017 mendatang, dengan adanya program pemerintah untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai program tol laut dan poros maritime, akan ada pergerakan dan pertumbuhan volume di bisnis ini.
Dirut PT GNS ini juga mengemukakan bahwa untuk Asdeki kedepan, akan melakukan penataan terhadap anggota, terutama setelah keluarnya Permenhub no.83 tahun 2016. “Kami akan mensosialisasikan Permenhub 83/2016 tersebut bekerjasama dengan Pemprov di berbagai daerah untuk melaksanakan Permenhub tersebut,” ujarnya kepada Ocean Week.
Dia menghimbau agar para usaha depo yang sampai sekarang belum menjadi anggota Asdeki supaya bergabung untuk menyatukan visi dan misi program pemerintah itu. (ow)