Batam sejak dibangun tahun 90-an lalu menjadi daya tarik tersendiri bagi investor berinvestasi di berbagai sektor. Apalagi wilayah ini memiliki kemudahan-kemudahan karena sebagai wilayah free trade Zone atau bebas pajak.
Saat ini Batam memiliki total 119 pelabuhan, yang terdiri dari 5 terminal umum yakni Batu Ampar, Beton Sekupang, Curah Cair Kabil, Sarana Citra Nusa, dan Roro Sekupang. Untuk melayani general kargo, petikemas, curah cair, dan curah kering.
Sebanyak 107 merupakan terminal khusus, berada di Sekupang, Tanjung Uncang, Sagulung, Batu Ampar, Kabil, untuk galangan kapal, oil base logistik, dan marine construction.
Sekitar 7 merupakan terminal penumpang, baik domestik maupun internasional. Kesemua pelabuhan itu kini dibawah pengelolaan BP Batam.
Batam juga terus berupaya mengembangkan pelabuhannya, salah satu diantara sekian banyak terminal adalah Sarana Citra Nusa (SCN) Kabil.
Bagaimana rencana SCN kedepan, apa saja yang sudah dicapai oleh terminal ini, Ocean Week mencoba menggali informasi dari Aulia Febrial Fatwa (AFF), Direktur SCN Kabil, berikut petikan interview-nya.
OW : Bisa cerita apa istimewanya pelabuhan SCN Kabil?
AFF : Pelabuhan SCN Kabil adalah pelabuhan yang sudah berstatus International dan sudah ada ISPS Code certification. Pelabuhan SCN terkenal sebagai pelabuhan yang sangat memenuhi standard safety dari industri oil & gas. Kita memiliki fasilitas yang lengkap untuk kegiatan bongkar muat (BM), kedalaman draft 12.5m dan bisa handle sampai kapal ukuran 40.000 DWT. Pelabuhan ini juga sudah di lengkapi dengan kantor CIQP satu atap dengan kantor operasional pelabuhan, jadi semua pelayanan CIQP bisa di lakukan onsite. Total luas area pelabuhan adalah 50ha dengan memiliki 6 dermaga dengan panjang total 800m. Dan SCN Group tidak hanya punya pelabuhan tapi juga punya perusahaan logistics, PBM, Forwader, trucking, jadi sifatnya adalah total logistics services.
OW : Apakah disini khusus melayani barang curah atau kargo umum ?
AFF : Pelabuhan ini adalah multipurpose, jadi bisa segala macam jenis kargo, saat ini yang paling banyak adalah kargo-kargo industri Oil dan gas serta industri manufaktur/fabrikasi, jadi kargo-kargo sizenya gede-gede, contoh modul-modul bangunan lepas pantai, pipa-pipa pengeboran, kabel bawah laut, jadi bukan kargo-kargo umum seperti pada biasanya.
OW : Berapa besar volume barang yang dilayani selama 2019/2020 ?
AFF : Kapasitas terpasang adalah 2 juta ton, tapi saat sekarang baru sekitar 50% saja (1jt ton) karena mengingat kargo-kargo yang di handle bukan kargo-kargo umum seperti biasanya.
OW : Pasar yang masuk ke SCN Kabil darimana saja ?
AFF : Pasarnya adalah para industri berat yang ada di Batam, industri pabrikasi, industri galangan kapal, industri pipa, dan lain-lain. Jadi kargo-kargo pasti heavy lifting dan sizenya gede-gede. Income juga gede sekali kegiatan BM.
OW : Persentase antara impor ekspor bisa diinfokan ?
AFF : Kegiatan pelabuhan lebih banyak bersifat international (export dan import), domestic hanya sekitar 30% – 40/ saja. Untuk Export paling besar di bandingkan import. Karena kan hasil-hasil fabrikasi yang di buat di Batam lalu di export ke overseas.
OW : Apa fokus pengembangan di 2021 dan kedepannya ?
AFF : Tahun 2021 kita akan focus dan mulai merambah ke kargo-kargo yang lebih bersifat umum, contoh RoRo, Container domestic, iron ore, nickel, dan lain-lain sebagai kargo pendukung di kala terjadi penurunan volume kargo-kargo kelas berat.
OW : Bagaimana dukungan dari regulator (BP Batam) ?
AFF : Sangat di dukung karena di Batam hanya satu satunya pelabuhan yang mampu handle kargo kelas berat dari hasil industri fabrikasi dan oil & gas. Batu Ampar belum bisa menyamai standard yang di minta oleh para industri berat tersebut.
OW : Apa saja kendala yang masih dihadapi disini ?
AFF : Adanya perbedaan tarif uang dermaga yang di tetapkan BP Batam, karena untuk SCN tarif uang dermaga lebih mahal 1000 rupiah per ton dibandingkan di Batu Ampar, hal ini karena standard infrastruktur dan service yang memang lebih premium dibandingkan Batu Ampar, sehingga untuk kargo yang sifatnya umum (kebutuhan sehari-hari) merasa mahal.
OW : Harapan Pak Febri untuk terminal Kabil ?
AFF : Saya berharap, Kabil bisa menjadi pelabuhan hub di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara untuk kargo-kargo yang sifatnya pabrikasi/manufaktur dan oil & gas industri. (rid/**)