Truk-truk yang berkegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara saat ini sering terlihat mengantre di jalan raya pelabuhan, tepatnya yang akan masuk di terminal Adipurusa, Mustika Alam Lestari (MAL), IPC TPK, dan dermaga Tangguh Samudera Jaya (TSJ).
Bahkan Selasa pagi ini (29/12), tampak truk-truk itu mengular dan memakan ruas jalan raya pelabuhan. Kendaraan pribadi hanya diberi satu ruas, karena dua lajur digunakan oleh truk petikemas yang mau masuk ke terminal diatas, tapi harus dibelokkan lebih dulu ke JICT 2.
Tapi, untuk kasus antrean pada Selasa tersebut, menurut Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Priok, Capt. Mugen disebabkan pada Senin (28/12) malam ada kegiatan ekspor di Terminal MAL.
“Info dari Tim PFSO, semalam ada ekspor di PT. MAL, jadi terjadi kepadatan sehingga dari tim mengatur jalur untuk lewat dengan dibatasi containernya, dan di masukkan ke JICT 2 agar tidak menumpuk di jalan utama, tapi sudah teratasi oleh Tim,” katanya kepada Ocean Week, Selasa siang.
Sunarno (akrab dipanggil Nano) dari pelayaran Tresnamuda Sejati, yang juga sering menggunakan terminal di Adipurusa sebagai kegiatan kapalnya mengungkapkan bahwa faktor kemacetan itu dikarenakan bersamaannya aktivitas pengapalan.
“Kapal biasanya berbarengan sehingga barang (petikemas) yang dibawa truk masuk berbarengan ..yah akhirnya macet,” ujarnya.
Sementara itu, Paul Krisnadi, direktur PT MAL menampik jika terminalnya menjadi biang kemacetan. “Itu ke terminal 3. Timbangannya rusak satu. Sebab yang ke MAL bisa lewat jalur kanan, sudah diatur Satpam,” jawabnya menanggapi kemacetan di pelabuhan Priok tersebut.
Tudingan kemacetan yang sering terjadi di pelabuhan Priok juga dibantah Ogi Haris dari PT Adipurusa.
“Macet itu hanya saat-saat tertentu saja. Kita tidak bisa mengubah karakter budaya logistik di Jakarta, pagi stuffing di berbagai pabrik kawasan Jabodetabek, siang sampai sore, selesai stuffing pabrik, berbondong-bondong menyerbu Tanjung Priok ke beberapa terminal. Sementara pintu (gate) terminal kontainer terbatas, terminal 2 ada di Adipurusa dan terminal 107, terminal 3 ada 1 pintu,” ujarnya.
Kalau rata-rata sehari ada sekitar 4000 truck eksternal milik forwarder domestik keluar masuk Tanjung Priok, jelas Ogi, sudah seharusnya bersyukur macetnya masih di dalam pelabuhan Priok, seharusnya macetnya bisa 60 Kilo, dengan rincian 4000 truk x 15 meter (panjang per truk) = 60 Kilo meter.
Menurut salah satu ketua bidang di APBMI Jakarta ini, Tanjung Priok belum bisa memecahkan masalah mengatur truck yang masuk ke Priok secara berbondong-bondong pada waktu yang bersamaan.
“Perkiraan rata-rata 4000 truk per hari baru yang domestik, belum termasuk terminal internasional di konvensional,” ungkapnya lagi.
Makanya kalau menurut Ogi, terjadi macet juga tidak. “Hanya antrean tapi tetap lancar, cuma datangnya bertubi-tubi itu shift malam saja (18.30-06.30) kegiatan R/D bisa mencapai 900 transaksi, artinya bisa sampai 900 truk yang masuk ke Adipurusa. Rata-rata 75 truck per jam, kurang dari semenit truck keluar masuk di terminal Adipurusa,” jelas Ogi.
Ogi menyarankan, agar disiapkan buffer area truk untuk menghindari masuknya truk berbarengan dari jam 16.00 sampai jam 02.00. “Kalau kegiatan lagi tinggi ya. Makanya, kalau bicara Priok, harus ada buffer areanya, saat masuk gate 9 atau gate 1, harusnya diatur dari situ,” katanya.
Memang, sudah ada buffer area sementara di jalan Padamarang. “Yang menempati jl padamarang ada 3 pintu terminal disitu, gate in 107, 009 dan Adipurusa. Belum lagi ada terminal pasir dan terminal PTP 102 domestik dan PTP 101 internasional. Semua memberi kontribusi kemacetan jln padamarang,” ucap Ogi.
Di tempat terpisah, GM Pelayaran SPIL Markus, memperkirakan jika kemacetan dikarenakan salah satunya root causenya adalah kapal-kapal container yang sandar di kade 107-113 pintu masuknya dijadikan satu, dimana sebelumnya kan lewat samping office gate terminal 2.
“Mestinya dikembalikan kesana,” ungkapnya singkat.
Antrean truk petikemas di dalam pelabuhan Priok bisa dibilang menjadi rahasia umum. Apalagi pada saat hari Kamis, Jumat dan Sabtu, kemacetan di areal pelabuhan sudah tak bisa dihindari lagi.
Karena itu, Nano berharap, kemacetan di pelabuhan Priok dapat segera dicarikan jalan keluarnya. (***)