Akhir tahun 2020, Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat dipastikan beroperasi, terutama untuk terminal kendaraan. Rencananya soft opening dilaksanakan pada November mendatang.
Sekitar 10 perusahaan sudah mendaftar dan mengambil dokumen Prakualifikasi tender operator Patimban.
Mereka adalah PT Indika logistik Support Services, PT Samudera Terminal Indonesia, PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT UC Services, PT Hasnur Jaya International, PT Hasnur Resources Terminal, PT Wahyusamudra Indah, PT Kaltim Kariangau Terminal, PT Waskita Karya Infrastruktur, dan PT Temas Tbk.
Ketika Ocean Week menanyakan kepada Dirut PT Samudera Indonesia, Bani Mulia dikatakan bahwa Samudera ikut tender Patimban karena sangat mendukung adanya pelabuhan baru untuk menambah kapasitas di Jawa Barat, yang akan menjadi pelabuhan industri yang produktif untuk masa depan Indonesia.
“Alasan ikut tender Patimban juga tentu Samudera Indonesia ingin ikut berpartisipasi, bersama-sama dengan anak-anak bangsa yang lain dalam membangun Indonesia melalui membangun Pelabuhan yang kompetitif,” kata Bani kepada Ocean Week, Rabu siang (14/10), di Jakarta.
Selain itu, ungkap suami artis Luluk Tobing ini, tentu dapat tercipta persaingan yang akan menciptakan pasar yang sehat, ada kompetisi dan motivasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, sehingga ada perbandingan antara operator satu dengan operator lainnya.
Menjawab pertanyaan apakah Samudera Indonesia menggandeng asing untuk Patimban, Bani mengungkapkan, sampai saat ini belum ada persyaratan resmi untuk bermitra dengan asing.
“Namun setau saya, nanti nya akan diminta untuk bermitra kolaborasi antara Indonesia dan Jepang, tapi sampai saat ini belum. Sampai saat ini kemitraan dengan asing dalam tahap penjajakan, belum ada ikatan kemitraan dengan asing,” jelasnya.
Bani juga menyatakan bahwa Samudera Indonesia tetap mengincar sebagai pengelola terminal petikemas dan car terminal.
“Untuk terminalnya, kita tetap minat untuk peti kemas dan car terminal juga, sesuai dengan yang diminta oleh panitia Patimban,” katanya lagi.
Namun, ucap Bani Mulia, hingga saat ini belum dilakukan tender. “Saat ini baru prakualifikasi. Nanti tahap awal untuk pelaksana pelabuhan dulu, lalu ada lagi tahap untuk operator terminal. Jadi masih panjang prosesnya,” kata Bani menjelaskan.
Bani juga mengaku belum mengetahui apakah tender untuk operator terminal car atau terminal petikemas berbarengan dan dipisah masing-masing, semua masih belum tau.
Sementara itu, direktur Temas Line Tbk Teddy Arif Setiawan yang ditanyai mengenai keikutsertaan perseroan dalam tender pelabuhan Patimban, menyatakan jika dirinya tak terlibat dalam tim untuk ini di Temas Line.
“Saya tak terlibat dalam tim, dan ini kan masih prakualifikasi. Di Temas Pimpro nya capt Japie,” kata Teddy.
Ketika Ocean Week mencoba menghubungi Capt. Japie untuk menanyakan soal tersebut melalui teleponnya, hingga berita ini ditulis belum mendapat jawaban.
Seperti diketahui bahwa pembangunan pelabuhan Patimban terus dikebut.
Kepala KSOP Patimban Anwar menyatakan bahwa untuk car terminal tahun ini selesai 100%, jalan akses Paket 4 juga sudah selesai 100%.
“Kami saat ini sedang membuat jalan penghubung dari jalan akses Paket 4 ke Trestle eksisting yang sudah terhubung ke area car terminal. Sesuai arahan pimpinan kami akan upayakan untuk tahun ini sudah beroperasi normal, tidak hanya soft opening,” kata Anwar kepada Ocean Week, melalui Whats App teleponnya, Rabu pagi.
Hal serupa juga diungkapkan Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Ayodhia GL. Kalake.
“Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dijadwalkan mulai beroperasi Desember 2020. Pelabuhan terbesar kedua setelah Tanjung Priok ini siap menghubungkan berbagai wilayah produktif di Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, dan sekitarnya. Kita terus bersinergi serta berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan stakeholder lainnya untuk finalisasi pembangunan Pelabuhan Patimban,” katanya.
Ayodhia menjelaskan progres tersebut terungkap dalam rapat koordinasi terkait pembangunan Pelabuhan Patimban yang digelar secara virtual baru-baru ini.
Asisten Deputi Infrastuktur Konektivitas Kemenko Marves Rusli Rahim menambahkan pihaknya berharap sekitar dua bulan waktu yang masih tersisa bisa dimanfaatkan untuk menyinergikan berbagai kementerian/lembaga, termasuk mengenai dampak pembangunan infrastruktur itu terhadap nelayan setempat.
“Dengan demikian, Pelabuhan Patimban dapat dioperasikan sesuai rencana,” katanya. (***)