Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Priok, bersama Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, Ditlala Perhubungan Laut, Pelindo II Cabang Tanjung Priok, DPC INSA Jaya dan Asosiasi Pengelolaan Limbah B3 Indonesia (APLI), pada Jumat (20/11/2020) sepakat menandatangani MoU Manajemen Limbah Kapal Terpadu di Pelabuhan Tanjung Priok, sekaligus melaunching implementasi ship waste management, bertempat di kapal Kelud milik PT Pelni.
Hadir pada acara tersebut, antara lain ketua umum APLI Poltak Simbolon, ketua ALFI Jakarta Adil Karim, ketua DPC INSA Jaya Capt. Alimudin, GM Pelindo Tanjung Priok Guna Mulyana, kepala cabang Pelni Priok Indriya, DPW APBMI Jakarta diwakili Aris Hartoyo, para pengurus APLI, perwakilan kepolisian, dan mitra terkait lainnya.
Capt. Wisnu Handoko menyatakan bahwa manajemen limbah kapal terpadu merupakan pengaturan dan pengendalian limbah kapal yang meliputi kegiatan pengumpulan limbah di atas kapal, pelaporan, transportasi pengangkutan, penampungan sementara, transportasi pengiriman penerima akhir sampai dengan penerimaan limbah untuk diproses pemanfaatan limbah (recycle) atau dihancurkan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi pengaruh terhadap kesehatan dan lingkungan.
Menurut Capt. Wisnu, maksud disusunnya manajemen limbah kapal terpadu ini adalah untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan limbah di pelabuhan baik dari sisi pemerintah selaku regulator, operator pelabuhan, pihak pengguna jasa pelabuhan (perusahaan pelayaran), keagenan kapal, dan pihak perusahaan jasa transportasi limbah dan penerima limbah.
“Tujuan manajemen limbah terpadu ini supaya terdapat keterpaduan dalam pengelolaan limbah kapal di berbagai aspek, meliputi SDM, sarana dan prasarana, metode, prosedur, biaya dan tarif sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sebagaimana target yang ditetapkan bersama oleh pemangku kepentingan.
Mantan direktur Lala Hubla ini yakin masalah limbah di pelabuhan Priok bisa diselesaikan. “Banyak yang bisa kita tata, dan Priok harus bisa mewujudkan world class dan pelabuhan Hijau,” ujarnya.
Capt. Wisnu Handoko juga menyampaikan latar belakang manajemen limbah kapal terpadu ini adanya konvensi internasional untuk pencegahan pencemaran dari kapal yang dikenal sebagai MARPOL 73/78 telah mengatur tentang kerangka kerja dari manajemen limbah kapal dan pelabuhan, salah satu bentuk implementasinya adalah berupa manajemen limbah kapal.
“Pelabuhan Priok sebagai pelabuhan hub internasional dan domestik tentu saja sangat membutuhkan manajemen limbah kapal,” ungkapnya.
Dia menambahkan, manajemen limbah kapal terpadu dibuat untuk limbah yang dihasilkan oleh pengoperasian kapal, yang didalamnya melibatkan semua pemangku kepentingan baik regulator maupun pelaku usaha.
Capt. Wisnu berharap supaya APLI dan Pelindo II segera mengajukan tarif untuk penanganan limbah kapal tersebut. “Kami tunggu pengajuan tarif dari APLI ke Syahbandar,” katanya.
Wisnu mengatakan, bahwa pada kesempatan tersebut juga dilakukan launching manejemem limbah terpadu, oleh 9 kapal dari 3 perusahaan pelayaran yakni PT Temas Line, PT Meratus, dan PT Pelni.
Sekjen APLI Adrianus Tanari mengungkapkan apresiasinya dan terima kasihnya kepada Syahbandar atas inisiatif menggelar coffee morning dengan tema penanganan limbah kapal di pelabuhan Priok.
“APLI mengucapkan terima kasih atas inisiatif Syahbandar, OP dan Pelindo Priok yang sudah mem-follow-up pengesahan Sekber pengelolaan limbah di Priok,” ujarnya didampingi ketua umum Poltak Simbolon.
Terkait dengan Ship Waste Management, APLI mendukung kesyahbandaran,OP, dan operator pelabuhan untuk mewujudkan Tanjung Priok yang ramah lingkungan dan memenuhi standar nasional dan internasional dalam pengelolaan limbah.
“Kalau soal tarif, ada beberapa komponen yang perlu diketahui yakni dari kapal ke RF, dari RF ke pengolahan limbah, lalu transportasinya,” ucapnya.
Kedepan, APLI siap untuk menyiapkan sarana pra sarana tambahan untuk melengkapi sarana yang sudah ada sepanjang hal itu dibutuhkan. “APLI juga siap untuk mengikuti seluruh SOP yang dipersyaratkan dalam pengelolaan limbah B3 di Priok, terutama penyiapan kualitas SDM,’ katanya.
RF Sudah Tersedia
Sementara itu Guna Mulyana, menegaskan bahwa pihaknya selalu mensupport untuk penanganan pengelolaan limbah. “Kami sudah menyediakan RF nya, tongkang limbah juga, meskipun sampai saat ini belum optimal,” ungkapnya.
Guna juga menyatakan, launching ini untuk memperkuat dan pihaknya pun serius menangani limbah. ” Kita fokus bagaimana mewujudkan Priok go green,” kata Wisnu.
Launching Manajemen kapal terpadu ini juga mendapat respon positif dari direktur Lala Hubla Capt. Antoni. “Kami berharap manajemen limbah kapal terpadu di priok dapat dilaksanakan dengan baik, dan Priok bisa mewujudkan green port,” katanya.
Sedangkan Capt. Yepi dari pelayaran Temas juga menyatakan apresiasinya terhadap penanganan limbah ini. “Dengan adanya RF diharapkan kapal tak membuang limbahnya dia sembarang tempat. “Kalau tak dibuang di tempat yang tepat akan dapat mencemarkan dan menciptakan polusi,” ujarnya.
Hal sama juga diungkapkan Indriya, kepala cabang PT Pelni Tanjung Priok. “Kami menyambut baik dengan manajemen limbah kapal terpadu ini,” katanya. (**)