Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta Capt. Suwondo mengatakan kegiatan bongkar muat barang melalui pelabuhan Tanjung Priok tetap lancar dan aman, meskipun ada demo para sopir pada hari Selasa (11/2) ini di luar pelabuhan Tanjung Priok.
“Kegiatan bongkar muat di pelabuhan Priok normal-normal saja, nggak ada masalah meskipun ada demo para sopir di luar pelabuhan,” ujar Capt. Suwondo kepada Ocean Week, di Jakarta Utara, Selasa sore.
Pengakuan Suwondo ini dibenarkan sejumlah pelaku usaha PBM di Priok. “Lihat saja sendiri, di dalam pelabuhan justru sepi hari ini,” ungkap nya diiyakan Icang (pengurus APBMI Jakarta)
Kegiatan bongkar muat di terminal petikemas dan dermaga non petikemas, ungkap Suwondo, normal seperti biasa.
Hanya saja, akibat demo para sopir, lalu lintas di seputaran Tanjung Priok menjadi macet panjang.
Sementara itu, Plt. Ketua Aptrindo DKI Jakarta Darmawan Witanto menyampaikan bahwa mereka yang demo bukan sopir yang perusahaannya bernaung dibawah Aptrindo.
“Infonya sih, yang demo itu sopir dari luar kota, yang katanya terdampak dengan kemacetan di Priok,” ucapnya.

Menurut Akong (panggilan akrab Darmawan), untuk delivery barang dari pelabuhan sudah dilakukan pada Senin malam (10/2). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan karena adanya demo para sopir.
“Jadi hari ini (Selasa/11/2) kami tak ada masalah, yang hari ini ada kegiatan, ya berjalan seperti biasa,” ungkap Akong.
Di tempat terpisah Ketua Umum Aptrindo Tarigan Gemilang menyatakan bahwa sopir yang perusahaannya tergabung dalam Aptrindo tak ada yang ikut melakukan aksi demo.
Lalu, ungkapnya, soal pungutan liar (Pungli), Tarigan mengatakan bahwa hal itu tidak ada.
Seperti diketahui bahwa pada Selasa siang, puluhan sopir melakukan aksi demo. Mereka memulai kumpul di depan NPCT1, kemudian berjalan dan berhenti untuk berorasi di jalanan di depan kantor JICT. Demo berlanjut di Polres, dan berakhir di Pelindo Tower.
Para perwakilan pendemo kemudian diterima oleh pihak Pelindo untuk berdiskusi.
Mereka menuntut Pelindo agar bisa, antara lain :
1. Pelayanan bongkar-muat tidak boleh lebih dari 1 jam
2. Atasi kemacetan dengan menambah pintu masuk di NPCT1, memperbaiki sistem yang sering eror, dan menyediakan kantong parkir gratis di dalam pelabuhan
3. Menjamin tidak ada lagi pungli dari preman
4. Menyediakan fasilitas berupa kantin, toilet, ruang tunggu untuk sopir
5. Memberantas mafia pungli di dalam pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara itu, Ocean Week yang turut memantau aksi demo, sempat terjebak dalam kemacetan, mulai dari persimpangan depan JICT, hingga depan Kantor Pelindo Tower.
Namun, begitu putar balik dan masuk ke dalam pelabuhan Tanjung Priok, terlihat sangat lengang.
Adi Sugiri, Eksekutif GM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok saat dikonfirmasi menyatakan, kegiatan di pelabuhan khususnya bongkar muat dan lalu lintas kapal normal, tidak terganggu adanya aksi demo para sopir.
“Alhamdulillah, kegiatan kapal dan bongkar muat barang lancar dan normal tak ada masalah,” ujarnya di Tanjung Priok.
Tindaklanjuti
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo siap mengakomodir aspirasi para sopir truk kontainer terkait beberapa kondisi operasional di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Hal tersebut disampaikan oleh Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, di Jakarta Utara, Selasa (11/2).

“Pelindo terbuka menerima aspirasi kawan-kawan pengemudi truk kontainer. Kami juga akan mengkoordinasikan aspirasi tersebut dengan pemangku kepentingan terkait di pelabuhan, untuk menemukan solusi bersama. Karena pelabuhan merupakan ekosistem bersama lintas pemangku kepentingan yang merupakan obyek vital nasional (obvitnas) yang harus dijaga kelancaran operasionalnya,” kata Adi.
Adi menambahkan pihaknya memahami apa yang menjadi keluhan para sopir di pelabuhan. Salah satu penyebab kepadatan antrean yang terjadi di beberapa terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok adalah karena meningkatnya arus bongkar muat yang terjadi di sana. Kepadatan antrean ini terjadi pada waktu-waktu tertentu atau dalam keadaan tertentu seperti pada saat ada libur panjang, sehingga membuat para pemilik barang mengejar dan menuntaskan pengiriman barang.
“Kami memohon maaf apabila dalam pelayanan kepada para sopir masih terdapat kekurangan, ini akan menjadi momentum untuk melakukan evaluasi dan perbaikan pelayanan khususnya dari sisi pelayanan receiving/delivery. Kami juga menambahkan jumlah toilet bersih di terminal bagi para sopir truk,” ujarnya.
Terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) di area pelabuhan, Adi Sugiri menegaskan, dari sisi Pelindo sebagai operator pelabuhan, berkomitmen penuh terus menjaga integritas dalam segala lini proses bisnisnya. Tidak hanya di lapangan, namun juga di sisi administrasi pendukung layanan. Pelindo bahkan telah berkolaborasi dengan berbagai instansi maupun aparat penegak hukum, di antaranya Stranas PK, Kejaksaan, Ombudsman, dan Transparansi International Indonesia, untuk menjaga inisiatif Pelabuhan Bersih.
“Pelindo telah menyediakan sistem untuk melaporkan tindakan pungli, korupsi, dan pemerasan, melalui saluran yang independen, yaitu WBS (whistleblowing system) Pelindo Bersih, yang dapat diakses secara daring kapan pun, dari mana pun, dan oleh siapa pun. Termasuk kawan-kawan pengemudi truk. Jika ada oknum yang terbukti melakukan pungli, Pelindo langsung memberikan sanksi tegas,” pungkas Adi.
WBS Pelindo Bersih memiliki pilihan saluran pelaporan melalui nomor whatsapp: +62-811-933-2345 / +62-811-9511-665. (***)