Para pihak yang berkegiatan di pelabuhan Tanjung Priok menyatakan telah siap mengantisipasi jika ada aktifitas bongkar muat barang/container, karena libur resmi untuk sandar kapal dan bongkar muat di pelabuhan Priok dimulai dari shift 3 malam takbir, lalu shift 1 sampai shift 2 Lebaran. Kemudian shift 3 sudah resmi masuk.
“Tetapi kalau pad shift 2 Lebaran harus ada kegiatan bongkar muat, dipersilakan antara PBM dan buruh untuk kompromi, Pelindo sendiri selalu siap melayani kegiatan di pelabuhan,” kata Sofyan Gumelar, Humas PT Pelindo II kepada Ocean Week, pada acara buka puasa, di Jakarta.
Menurut dia, Pelindo II akan menyiapkan petugas piket Lebaran.
Hal yang sama juga dikemukakan Sekretaris Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Priok, Suparmin. “Kegiatan pada saat Lebaran kan sudah rutin, kami juga sudah mengantisipasi, karena libur ditambah cuti bersama cukup panjang (23 s/d 28 Juni). Tapi, kami tetap menyiapkan buruh pada saat Lebaran, meskipun libur dan banyak TKBM yang mudik,” katanya, Jumat (16/6) di Priok.
Kata Parmin, buruh biasanya senang bekerja pada saat libur Lebaran, karena upahnya besar. “Sebab upahnya itu khusus, diluar lembur,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa pada Lebaran tahun 2017 ini, koperasi akan membagikan THR kepada TKBM sebesar Rp 2,6 miliar. “THR itu akan dibagikan pada tanggal, 19, 20, dan 21 Juni. Untuk Kepala Regu per orang memperoleh Rp 1,1 juta, jumlahnya ada 324 mandor, sedangkan 2086 buruh masing-masing akan mendapat Rp 950 ribu,” ungkanya.
Ditempat terpisah, Aris Hartoyo, Sekretaris Eksekutif APBMI Jakarta mengungkapkan, pada libur Lebaran, biasanya antara PBM dan buruh sudah memiliki jadwal masing-masing. Tetapi antisipasi tetap perlu. “Biasanya buruh senang kerja saat libur lebaran, karena upahnya bias dua kali lipat, bahkan lebih,” ucapnya.
Aris juga menyatakan, jika libur total, kapal yang memiliki jadwal tetap di terminal petikemas akan repot. Makanya, wacana libur dua hari batal. (***)