Ketua Umum ALFI yakin jika angkutan laut menggunakan kapal R0-Ro akan menjadi alternatif atau pilihan terutama untuk angkutan industri seperti besi, semen, dan automotive, karena akan jauh lebih efisien selama semua pihak terkait memiliki komitmen bersama.
“Kami (ALFI-red) menyarankan supaya semua pihak membicarakan hal ini dengan terbuka, Kami dari pelaku logistik, trucking, pemilik kapal dan pelabuhan tentunya dapat saling terbuka membicarakan secara detail dan tentunya dengan dukungan kemenhub,” kata Yuki Nugrahawan Hanafi menjawab pertanyaan Ocean Week menanggai rencana Kemenhub mengenai peluncuran rute Jakarta-Surabaya menggunakan kapal Ro-Ro yang akan dilaksanakan pada April 2017.
Menurut Yuki, dengan menggunakan moda laut (kapal Ro-Ro) dapat menghemat waktu. “Biasanya perjalanan pulang pergi dengan darat dibutuhkan 5-6 hari, ini dengan Ro-Ro bisa ditempuh dalam 3 hari,” ujarnya lagi.
ALFI berpendapat bahwa moda angkutan Ro-Ro dapat menjadi alternatif masa depan Indonesia. “Coba perhatikan negara kepulauan seperti Jepang, Philipina dan bahkan Australia. Mereka menggunakan Ro-Ro untuk angkutan domestiknya. Dan model ini sebenarnya juga sudah kita lakukan dari dulu, terutama yang berkaitan dengan penyeberangan antar pulau di Indonesia,” ucapnya.
Yuki juga mengapresiasi angkutan Ro-Ro Tanjung Priok-Lampung yang sudah berjalan, termasuk pengiriman mobil ke Kalimantan dan Sulawesi. “Untuk Jakarta-Surabaya maupun sebaliknya, saya optimis bisa dan kita harus dukung kalau ada alternatif pilihan,” ungkap Yuki.
Mengenai cost, ungkap dia, sekarang ini masih dalam taraf pembahasan. Namun, Yuki mengingatkan bahwa dalam hal ini bukan hanya sekadar cost saja, namun juga menyangkut keamanan, sparepart, dan juga solar. “Ada penghematan,” tutur Yuki.
Seperti diketahui, bahwa Menhub Budi Karya Sumadi mentargetkan angkutan Ro-Ro Jakarta-Surabaya sudah dapat dilaksanakan pada April 2017 mendatang. Ketika Minggu (26/2) Menhub meninjau layanan kapal Roll On Roll Off (Ro-Ro) Mutiara Timur I dengan rute Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta – Pelabuhan Panjang, Lampung, Budi karya mengecek jadwal keberangkatan, keamanan, fasilitas kapal dan jumlah pengguna jasa pelayaran ini.
Budi karya mengatakan, sejak dioperasikan pada tahun lalu, pelayaran rute Tanjung Priok-Panjang mendapatkan apresiasi dari pengguna jasa pelayaran seperti pengusaha logistik dan masyrakat. Bagi pengusaha logistik, rute pelayaran ini mampu menghemat biaya perawatan truk, biaya tol, biaya bahan bakar dan pungutan liar.
Sebelumnya, jika ingin ke Lampung harus menyeberang melalui Pelabuhan Merak, Banten, yang jaraknya lebih jauh jika dibandingkan dengan melalui Tanjung Priok.
“Karena spare part, tol, Solar, di jalan harus kasih banyak orang. Jadi meskipun harus membayar tarif penyeberangan Rp 1,2 juta, tapi lebih untung,” ujar Menhub.
Pengguna Kapal Ro-Ro mengapresiasi layanan ini karena fasilitas yang diberikan di luar ekspektasinya. Selain kapal yang masih bagus, sarana dan prasarana yang ada di dalam kapal tersebut terhitung baik.
“Kapal ini di atas ekspektasi, kapal bagus, kantin bagus. Tapi yang masih perlu diperbaiki yaitu promosi. Karena okupansi (truk) masih 60 persen, penumpang 20 persen,” kata dia.
Untuk menarik minat pengguna jasa kapal Ro-Ro ini, khususnya penumpang individu, Budi berencana menyediakan bus pengumpan (shuttle). Nantinya bus tersebut akan membawa penumpang kapal dari titik kumpul yang mudah di jangkau ke pelabuhan tempat bersandarnya kapal ini. (**)