Akademi Maritim Nasional Jakarta Raya (Aman Jaya) melakukan kerjasama dengan Korea Maritime & Ocean University (KMOU).
Penandatanganan MoU sudah dilakukan pada tanggal 16/5/2024 lalu di Busan Korea, oleh Samiyono SE, M.SI, Direktur Yayasan NALA-TNI AL Aman Jaya, dan President KMOU Prof. Dr. Ryoo, Dong – Keun.
Menurut Samiyono, latar belakang kerjasama ini dikarenakan adanya pemikiran bahwa Indonesia perlu ada Universitas Maritim. Mengingat sampai saat ini, Indonesia belum memiliki universitas maritim.
“Diharapkan dengan kerjasama ini, kedepan Aman Jaya di Indonesia bisa dikembangkan menjadi universitas maritim,” ujarnya kepada pers, di Kantornya, Jakarta, disela menerima kunjungan sekitar 70-an taruna dari KMOU, Kamis (29/5).
Samiyono menceritakan kalau pemerintah Korea sangat mendukung terhadap apa-apa yang dikembangkan oleh KMOU.
Misalnya, pemberian kapal untuk kepentingan universitas maritim Korea. “Mereka sangat disupport pemerintahnya,” ungkapnya.

Dikatakan pula bahwa kunjungan para taruna KMOU tersebut ke Aman Jaya, kata Samiyono, adalah atas undangan pihaknya.
“Kebetulan mereka itu setiap tahun atau dia tahun ada kunjungan kapal nya ke Indonesia, makanya sekarang kita undang mereka untuk mengunjungi dan melihat langsung Aman Jaya,” jelasnya.
Sementara itu, Park HongKyeong, salah satu Alumni KMOU yang sudah tahunan berusaha di Indonesia, berharap agar kerjasama antara Aman Jaya dan KMOU dapat terus berjalan kedepannya.
“Saya juga berharap kedepan Aman Jaya bisa berkembang dan lebih baik lagi, paling tidak bisa menjadi cikal bakal universitas maritim di Indonesia,” katanya kepada pers, di Jakarta.
Park sendiri kini bekerja di Korea Indonesia global mandiri (KGM), salah satu perusahaan Korea di Indonesia yang bergerak di sektor pengiriman tenaga kerja diatas kapal (pelaut). Sekarang sudah ada 700 orang diatas kapal, dan di darat ada 300 orang.
“Syarat bisa bekerja di kapal Korea yang penting bisa komunikasi bahasa inggris,” ungkap Park yang mengaku sudah mulai bekerja di PT Korin Global Mandiri sejak tahun 2004 silam.
Park juga mengaku bahwa dirinya menjadi alumni KMOU tahun 1998 atau angkatan 50, sedangkan para taruna yang melakukan kunjungan ke Aman Jaya merupakan angkatan 78.
Park juga mengatakan kalau pelaut Indonesia yang bekerja di kapal sangat bagus, orang-orang nya berperilaku sopan. “Yang bekerja melalui perusahaan kami ada yang alumni STIP dan Aman Jaya,” katanya.

Park menilai kalau para taruna Aman Jaya bagus, spiritnya juga bagus.
Untuk diketahui bahwa puluhan para taruna yang berkunjung ke kampus Aman Jaya adalah para Taruna KMOU yang sedang praktik kerja di kapal TS Hanbada yang sedang sandar di pelabuhan Tanjung Priok sejak hari Selasa (28/5), dan akan kembali berlayar pada tanggal 1 Juni 2024 untuk menuju negara Philipina. “Sebelum ke Indonesia, kapal ini singgah di Vietnam,” kata kapten kapal TS Hanbada, Tun Sok Lee, didampingi Lee Jin Uk kepada wartawan.
Menurut Tun Sok Lee bahwa kerjasama antara Aman Jaya dan KMOU ini akan menjadi kekuatan Maritim untuk semakin memperluas dunia Kemaritiman.
“Kami Universitas Kemaritiman atau Korea Maritime and Ocean University dan kapal pelatihan Hanbada akan berperan penting dalam menjamin kesinambungan pengembangan institusi pendidikan universitas maritim dan angkatan laut, untuk perkembangan maritim yang berkelanjutan,” ujarnya.
Positif
Di tempat terpisah, Kepala KSOP Tanjung Priok M. Takwin Masuku menilai bahwa pertukaran taruna Indonesia dengan Korea Selatan yang diprakarsai oleh Aman Jaya adalah suatu hal yang positif dan patut diapresiasi karena tentunya mempunyai manfaat yang besar baik oleh Indonesia maupun Korea, terutama untuk kesiapan SDM sektor kemaritiman pada kedua lembaga tersebut.
“Sebagai salah satu akademi tertua dan memiliki pengalaman mumpuni dengan sejumlah alumni yang memilik kontribusi besar di dunia maritim Indonesia, Saya yakin Aman Jaya telah memiliki pengalaman untuk memprakarsai agenda ini dan dapat dilaksanakan dengan baik,” ujarnya kepada Ocean Week, di Tanjung Priok, Kamis.
Menurut Takwin, dengan terlaksananya pertukaran taruna tersebut diharapkan akan tercipta transfer knowledge, baik yang terkait dengan kompetensi, wawasan di dunia maritim maupun budaya dan memperdalam pemahaman tentang proses kerja di industri maritim global serta taruna maupun budaya. Terkait budaya diharapkan dapat juga terimplementasi dalam kehidupan kampus.
“Pertukaran ini juga dapat memperkuat hubungan antar negara dengan membangun jaringan profesional yang luas diantara pelaku industri maritim kedua negara,” kata Takwin.
Tiga Program Study Aman Jaya
Seperti diketahui bahwa Akademi Maritim Nasional Jakarta Raya (Aman Jaya) memiliki tiga program studi yakni Nautika Pelayaran Niaga, Teknika Pelayaran Niaga, dan ketatalaksanaan pelayaran niaga dan kepelabuhanan (KPNK).
Kampus ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti laboratorium Bridge Simulator Kelas A, lab. GMDSS & Radar ARPA, CBT (computer based training), lab. Navigasi, lab. Bahari, lab. Menjangka Peta, lab. Desktop Engine simulator, lab. Mesin disel & mesin generator, lab. Perbengkelan, lab. Boiler, lab. Fisika & kimia, lab. Listrik, lab. Komputer, lab. Bahasa inggris, lapangan olah raga, dan aula serba guna.
Aman Jaya juga memiliki keunggulan bahwa semua prodi terakreditasi baik sekali, certivicate approval Ditkapel & BPSDM Kemenhub, sertifikat ISO 9001:2015.
Kampus Aman Jaya berlokasi di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. (***)