Kinerja terminal petikemas Semarang kian membaik, hal itu berpengaruh terhadap capaian logistik dan Forwarding Jawa Tengah (Jateng).
“Throughput barang di Jawa Tengah menunjuk kan trend positif untuk di pelabuhan Tanjung Emas terbukti dengan adanya kenaikan jumlah container yang signifikan mencapai kurang lebih 20%. ini menunjukkan bahwa industri manufaktur di Jawa Tengah mulai bergerak dari kawasan-kawasan industri baru termasuk KITB (Kawasan Industri Terpadu Batang), seolah-olah krisis ekonomi global dan politik di luar negeri tidak mempengaruhi jumlah ekspor maupun impor di Jateng,” kata Teguh Arif Handoko, Ketua ALFI Jateng dan Yogjakarta, saat dikonfirmasi Ocean Week, di Semarang, Sabtu (14/12/2024).
Teguh mengemukakan harapannya di tahun 2024 yang akan berakhir ini, dengan dibukanya kawasan industri dengan fasilitas KEK dan juga UMK yang lebih rendah dari daerah lain, Jateng di tahun 2025 akan lebih cepat melesat perekonomiannya, harapan 8 % pasti bisa tercapai.
Ditanya mengenai perkembangan halal logistik, Teguh mengatakan, tentang halal logistik, akan ditentukan oleh kebutuhan pasar, karena tidak semua transporter mengangkut makanan, obat-obatan. “Jadi, sertifikasi halal tersebut sesuai kebutuhan pasarnya saja,” ungkapnya tegas.
Teguh optimis, usaha logistik dan Forwarding akan membaik, karena kargo akan semakin banyak.
Seperti diketahui bahwa throughput TPKS menunjukkan pertumbuhan yang baik. Hingga Juni 2024, TPKS melayani 410.753 twenty foot equivalent unit (TEUs) atau tumbuh 12% dibanding Juni 2023 (year-on-year/yoy).
“Mungkin hingga Desember bisa menangani sekitar 700-an TEUs atau bisa lebih,” ujarnya.
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo (Persero), mulai menggarap proyek investasi jangka panjang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Proyek tersebut ditarget rampung pada 2028 mendatang. “Pengembangan Terminal Petikemas Semarang menjadi salah satu prioritas,” ungkap M. Adji, Dirut Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), kepada pers salam suatu kesempatan.
Hingga Agustus 2023, SPTP Kota Semarang telah mencatat arus peti kemas mencapai 506.000 twenty-foot equivalent unit (TEUs).
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2021 capaian arus peti kemas sebanyak 797.000 TEUs. Lebih tinggi dibanding tahun 2022 yang hanya mencapai 765.000 TEUs atau turun 4 persen dari capaian 2021.
Sedangkan capaian arus 2023 sampai Agustus aaja, sudah 506.000 TEUs atau 66 persen dari total capaian 2022.
I Nyoman Sudhiarta, General Manager Terminal Peti Kemas (TPK) Semarang, saat dikonfirmasi melalui WhatsAp-nya, hingga berita ini ditulis belum memberi jawaban.
Konon, Dermaga masih mampu untuk melayani 1,5 juta TEUs dan saat ini masih dalam posisi kurang lebih 800 ribu TEUs.
Teguh berharap Tanjung Emas belum perlu pindah. “Dan jangan bangun terus pelabuhan tapi kargo yang ada tidak seimbang yang akhirnya mangkrak,” kata Ketua ALFI Jateng ini.
Seperti diketahui juga bahwa, untuk melayani bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal, TPK Semarang menggunakan enam unit container crane (CC) yang didukung 46 unit head truck dan chasis.
Sementara kegiatan di lapangan, ada tujuh unit RTG manual, 20 unit RTG automatic, 5 unit reach stacker (RS), 1 side loader (LS), serta 11 unit forklift (FL), untuk mendukung kegiatan pelayanan di gudang konsolidasi atau CFS.
Pada pelayanan gate in dan gate out TPK Semarang juga telah dilengkapi layanan gate otomatis yang didukung teknologi kios key untuk barcode secara langsung dari handphone tanpa perlu job order lagi.
Ada perangkat optical character report (OCR) berfungsi membaca data gambar dan bisa berfungsi sebagai camera container damage report (CDR) atau mengetahui kondisi fisik dari peti kemas. (***)