Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Cabang Tanjung Emas Semarang bekerjasama dengan ALFI Jawa Tengah menggelar pelatihan dan uji kompetensi sopir truk petikemas, Selasa (7/8), di Semarang.
Menurut Ketua ALFI Jateng Ariwibowo, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan tidak hanya bisa menekan kecelakaan di jalan raya, namun para sopir yang telah mengantongi sertifikat dari BNSP, juga dapat bersaing dengan para sopir dari luar negeri.
“Sertifikat BNSP memiliki standar nasional dan dapat digunakan untuk bersaing dengan para sopir dari luar negeri. Dengan sertifikasi ini, maka akan ada peningkatan mutu bagi sopir truk petikemas,” ujar Ari kepada Ocean Week, Selasa sore.
Ari mengungkapkan, dengan kompentensi sopir truk tersebut, maka peluang investasi di Jateng semakin terbuka lebar karena dapat memenuhi kebutuhan para importir dan sinergi dengan para pabrik semakin baik.
Sementara itu, Ketua DPC Aptrindo Tanjung Emas Semarang Supriyono mengatakan demi menekan terjadinya kecelakaan, para sopir peserta uji kompetensi itu nantinya akan memperoleh sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Ini merupakan pelatihan dan uji kompetensi pertama kalinya di Indonesia. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi percontohan bagi pelabuhan-pelabuhan lainnya, sehingga ke depan tingkat keselamatan kerja dapat meningkat,” kata Priyono.
Supriyono menyatakan pada pelatihan dan uji kompetensi kali ini diikuti oleh 40 sopir truk dari total 500 orang sopir truk yang menjadi anggota Aptrindo Cabang Tanjung Emas Semarang.
“Nantinya, akan kami lakukan secara bertahap. Kali ini 40 orang terlebih dahulu dan nantinya akan menyusul. Target kami, tahun 2019 sebanyak 500 sopir truk sudah mengukuti pelatihan dan uji komptensi,” katanya.
Untuk materi pelatihan sebelum uji komptensi, para sopir truk mendapatkan pemaparan dari tiga instansi, yakni Polda Jateng mengenai etika berkendara dan rambu-rambu lalu lintas; Aptrindo mengenai persiapan dan pelayanan terhadap pelanggan; serta dari Pelindo mengenai keselamatan kerja di Terminal Peti Kemas dan peraturan yang tidak ada di jalan raya.
Perwakilan dari Dirlantas Polda Jateng AKBP Indra Kurniawan Mangunsong menambahkan jumlah kecelakaan lalu lintas di Jateng per 2017 sebanyak 17 ribu kejadian dengan faktor terbanyak karena kesalahan manusia/sopir. “Pelatihan dan uji komptensi ini diharapkan dapat menekan kecelakaan lalu lintas. Inginnya zero, tetapi kan itu butuh waktu. Oleh karena itu, harapannya 40 sopir truk yang ikut pelatihan dan uji kompetensi kali ini dulu yang tidak terlibat kecelakaan. Harapannya ini bisa menjadi pioner bagi yang lain,” ungkap Indra. (***)