PT Pelabuhan Indonesia Regional 3 Tanjung Emas mesti siaga menghadapi banjir rob yang kerap melanda wilayah sekitar pelabuhan.
Sebab, banjir tersebut sudah mulai datang di sejumlah kawasan dari dan menuju pelabuhan Tanjung Emas.
Namun, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Lala) KSOP Tanjung Emas, Dicky Eka Kunarko Putra, S.H., M.H mengungkapkan bahwa banjir rob tersebut belum mengganggu aktivitas di pelabuhan.
“Rob nya masih belum ekstrim. Giat di pelabuhan masih normal,” ujarnya singkat menjawab Ocean Week, Rabu pagi melalui WhatsApp nya.
Hal yang sama pun dikatakan Ketua DPC INSA Semarang Hari Ratmoko. “So far kegiatan di pelabuhan Tanjung Emas masih lancar. Yang ada genangan Rob kemarin itu malah di jalur Pantura di Sayung Demak,” ungkapnya saat dihubungi Ocean Week, pagi ini.
Sedangkan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) Jawa Tengah dan Yogjakarta Teguh Arif Handoko menyampaikan bahwa kegiatan di pelabuhan Tanjung Emas masih normal. “Masih terkendali kegiatan di pelabuhan, hujan masih belum besar,” katanya.
Seperti diketahui bahwa banjir rob genangi Pantura Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), baru-baru ini.
Titik genangan berada di lajur arah Semarang-Demak, namun belum sampai mengganggu di pelabuhan.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Emas Semarang Ganis Erutjahjo mengatakan, rob di Pantura Jateng dipicu aktivitas pasang air laut yang memengaruhi dinamika pesisir di wilayah tersebut.
“Kami sudah mengeluarkan peringatan dini untuk banjir pesisir, ada potensi banjir di wilayah Pantai Utara Jateng,” ungkap Ganis, dikutip dari Kompas.
Dijelaskan Ganis, curah hujan tinggi bersamaan terjadinya air pasang dapat meningkatkan ketinggian air laut.
Menurut Ganis, beberapa wilayah di Jateng yang rawan banjir rob meliputi Morodemak, Kabupaten Pekalongan (terutama Wonokerto), Kota Pekalongan di sekitar Pantai Sari, serta wilayah Genuk, Kota Semarang; dan Sayung, Demak.
“Khusus daerah dengan daratan lebih rendah dibanding permukaan laut, potensi tergenang lebih tinggi,” katanya.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir Pantura meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi arahan dari pihak berwenang guna mengurangi risiko celaka. (***)