Kemenhub agar ketat mengawasi terhadap jalannya program tol laut, supaya subsidi uang negara sampai ke sasaran. Karena, filosofi tol laut antara lain untuk menurunkan cost logistik, menghilangkan disparitas harga, sehingga dengan tol laut, masyarakat yang dilalui trayek kapal itu bisa menikmati keuntungan dari program terebut.
Misalnya harga-harga selama ini yang dipatok para pedagang di Kabupaten Aru, MTB (Maluku Tenggara Barat) maupun di MBD (Maluku Barat Daya) selalu tinggi melebihi lima persen dari harga yang ada di sentra produksi. Anehnya, setelah adanya program tol laut harga juga masih tetap tinggi bahkan bisa mencapai 20 persen.
“Harga gula pasir misalnya, kalau di Ambon atau di sentra produksi harganya Rp12.000/Kg, ternyata di Dobo maupun di Samlaki hingga kini masih tetap berkisar antara Rp20.000/Kg, bahkan di MBD lebih dari itu,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Maluku Bustaman Ohorella, seperti dikutip Antara, kemarin.
Menurut dia, hingga kini baru lima pelabuhan di Maluku yang disinggahi kapal tol laut. “Kelima pelabuhan itu masing-masing Pelabuhan Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Namlea, Kabupaten Buru dan pelabuhan Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD),” ungkapnya.
Kalau ditanya kenapa kapal tol laut belum menyinggahi pelabuhan Ambon dan Tual, ujar Bustaman, itu memang ada alasannya, sebab dua pelabuhan ini setiap saat selalu disinggahi kapal-kapal barang dari Pulau Jawa.
“Program tol laut ini merupakan kebijaksanaan Pemerintah Pusat, dengan harapan akan menekan harga di pasaran terutama kebutuhan pokok,” katanya.
Bustaman juga mengungkapkan kapal-kapal tol laut ini setelah mengangkut kebutuhan pokok ke lima pelabuhan tersebut, baliknya mayoritas dalam keadaan kosong.
“Kapal-kapal tol laut ini juga minimal sebulan sekali melakukan pelayaran, namun ternyata yang terjadi dua hingga tiga bulan baru dia kembali lagi, hal ini disebabkan akibat faktor penyebab yang tadi itu, dia kembali dalam keadaan kosong. Ini situasi yang terjadi seperti itu, dari hasil pemantauan dan pengamatan Disperindag Provinsi Maluku kenyataannya sepertti itu,” katanya. (Ant/**)