Ketua asosiasi badan usaha pelabuhan Indonesia (ABUPI) Korwil Jawa Tengah Mindo Sitorus menyatakan siap bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah (Jateng) untuk mengembangkan lima pelabuhan yang berlokasi di Semarang, Kendal, Rembang, Batang, dan Brebes.
“Khusus Pelabuhan Kendal, kami sedang menunggu waktu beraudiensi dengan KSOP Semarang untuk menyampaikan kembali minat kami melakukan kerja sama pemanfaatan pelabuhan Kendal, baik dengan pemerintah daerah maupun dengan BUMN,” ungkap Mindo dalam siaran persnya, Senin (1/3).
Menurut Mindo, pengembangan lima pelabuhan di Jateng tersebut dapat menggunakan skema konsorsium antara pemprov/pemkab/pemkot, BUMN, BUMD, dan swasta.
Dia juga mengungkapkan, dengan skema konsorsium ada sharing saham, sehingga diharapkan dari sisi permodalan dan perizinan pengembangan pelabuhan kian cepat.
“Saat ini di Jateng ada tiga perusahaan yang sudah menjadi anggota ABUPI, dan ada sekitar sembilan perusahaan yang mengelola Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,” ujarnya.
Mindo menambahkan, bahwa saat ini salah satu konsesi yang sedang dalam proses adalah Pelabuhan Rembang Terminal Sluke.
Beberapa tahun lalu, pihaknya pernah teken MoU dengan investor asal Perancis untuk pengembangan pelabuhan di Rembang, dan Kendal. Sayang, hingga saat ini belum dapat terwujud, meskipun investor dari Perancis itu sudah menyiapkan dana sekitar Rp 1,5 triliun.
Untuk diketahui, sejak 2007 Bangun Arta Group melalui PT Pelabuhan Rembang Kencana telah mengembangkan pelabuhan Rembang (terminal Sluke), kini bakal berkolaborasi dengan Pemda dan BUMD setempat.
“Pelabuhan Rembang Terminal Sluke sedang menuju konsesi. Konsep kolaborasi itu bisa kita terapkan di Pelabuhan Kendal, dan juga pelabuhan lainnya,” kata Mindo.
Ketua ABUPI Jateng ini juga mengatakan, peran pelabuhan sangat penting dan perlu adanya sinergitas di antara pemangku kepentingan, kepelabuhanan, pelayaran, logistik, dan political will dari pemerintah untuk memastikan transaksi perdagangan berjalan lancar.
“Dengan demikian, rantai pasok pasokan dan permintaan kebutuhan pokok rakyat akan selalu terjaga,” jelas Mindo. (***)