Pemerintah bersama instansi terkait bahu-membahu melakukan evakuasi warga dan wisatawan di Gili Trawangan yang terkena musibah gempa bumi.
Hingga sore ini kapal-kapal terus berdatangan silih berganti ke Gili Trawangan untuk membantu proses evakuasi, termasuk armada kapal negara milik Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Lembar serta Distrik Navigasi Benoa.
“Menurut laporan yang kami terima, KSOP Lembar telah mengerahkan beberapa kapal untuk mengevakuasi para wisatawan dan warga yang ada di Gili Trawangan dan sekitarnya menggunakan kapal patroli, kapal Eka Jaya 26 dan fastboat Patagonia. Nantinya para penumpang akan diturunkan di Pelabuhan Padang Bay Bali,” terang Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo di Jakarta (6/8).
Dirjen Agus mengungkapkan, Kementerian Perhubungan telah menugaskan BUMN seperti PT. Pelni dan PT. ASDP serta perusahaan pelayaran swasta untuk menyediakan kapal-kapal miliknya sebagai sarana transportasi untuk evakuasi dari Gili Trawangan dan sekitarnya ke daerah yang lebih aman.
“PT. Pelni telah menyiapkan kapal KM. Binaiya untuk membantu evakuasi warga Lombok dan Gili Trawangan ke Benoa, Bali. Adapun KM Binaiya merupakan kapal yang melayari rute Labuan Bajo-Benoa, namun sesuai instruksi Kemenhub, kapal harus singgah di Gili Trawangan untuk mengangkut warga dan para wisatawan menuju Pulau Bali. Menurut laporan, hingga sore ini KM Binaiya telah berhasil menaikkan 200 orang yang mayoritas wistawan asing,” jelasnya.
Begitu pun dengan PT. ASDP, juga telah memberangkatkan KMP. Port Link dari Pelabuhan Lembar ke Gili Trawangan serta menyiapkan KMP Sindu Dwitama dari Lembar dengan tujuan Padang Bai dengan kapasitas 500 penumpang.
Selain Kapal Patroli KPLP, Kapal Eka Jaya, Kapal Patagonia, Kapal Pelni KM Binaiya, dan Kapal ASDP KMP Port Link dan KMP Sindu Dwitama, kapal-kapal lain seperti Kapal Basarnas, Kapal Feri milik PT. Dharma Lautan Utama, Kapal KM Blue Water, Kapal KM Putri Island, Kapal Bounty Cruise dan beberapa kapal lain turut membantu evakuasi di Gili Trawangan.
“Kapal-kapal tersebut sudah diatur dengan tujuan Benoa, Lembar, Padangbai atau ke Pemenang,” tambah Dirjen Agus.
Pihaknya sangat mengapresiasi segala bentuk upaya yang dilakukan berbagai instansi dalam membantu penanganan bencana gempa bumi di Lombok.
Namun kendala saat ini adalah kapal-kapal berukuran besar tidak bisa merapat ke Gili Trawangan sehingga untuk mengevakuasi warga/wisatawan perlu diangkut lebih dulu dengan kapal-kapal kecil yang bisa sandar atau mendekat pantai. Selain itu, proses evakuasi juga terkendala kondisi cuaca di mana gelombang laut cukup besar sehingga memperlambat proses evakuasi.
“Pada kesempatan ini, saya beserta seluruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut turut belangsungkawa atas jatuhnya korban jiwa gempa bumi di Lombok. Selanjutnya, kita semua harus menyatukan langkah untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita di Lombok dengan tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar proses evakuasi berjalan lancar, karena saat ini masih banyak masyarakat maupun wisatawan yang menunggu untuk dievakuasi,” tutup Dirjen Agus. (hub/**)