Tongkang Setia Jaya terlihat sedang memuat sayuran di dermaga Belawan Lama, Pelabuhan Medan untuk dikirim ke Pulau Penang Malaysia. Puluhan ton sayuran itu terdiri kol, dan sayur mayur lainnya.
Puluhan buruh panggul tampak cekatan mengangkat sayur mayur itu untuk kemudian dimasukkan ke dalam tongkang Setia Jaya dengan sling kapal.
Pemandangan tersebut, Ocean Week abadikan pada hari Selasa (22/5) siang. Pemuatan barang secara manual ini memang sudah berlangsung lama. Meski sistem pengapalan sudah semakin maju, namun pola manual masih tetap dipertahankannya.
Menurut Wan Asman, salah seorang security disitu, sistem pengapalan manual seperti ini dari dulu sampai sekarang masih bertahan, walaupun kemajuan kemasan pola angkut barang yang dikapalkan sudah berubah dengan menggunakan peti kemas dan alat pendingin didarat maupun dikapal.
“Namun masih tetap cara manual dipertahankan, dari tempat asal diangkut dengan truck, kemudian dibawa ke kapal, tidak ada alat pendingin. Apalagi lama pelayaran hanya 10 jam sampai ke pelabuhan tujuan, Pulau Penang Malaysia. Sayura juga masih segar, maka dari proses inilah, sitem pengapalan tersebut masih dominan,” ujarnya.
Sementara itu, Adnan Nasution, pemilik barang menyatakan merasa terbantu dengan adanya rute tongkang tersebut. “Kami ekspor sayur mayurnya seminggu satu kali. Rata-rata sekali muat 50 ton. Ini aja berkurang dibanding masa lalu, karena pengaruh erupsi Gunung Sinabung, pengaruh gangguan alam, namun petani masih bisa beraktifitas,” ungkapnya.
Jadi, ucap Adnan, dirinya mengaku bersukur, karena melalui petani petani kecil di Kota Brastagi dan sekitarnya masih dapat menghasilkan pertanian yang kemudian dapat diekspor ke negara tetangga (Malaysia).
“Pemuatan ekspor sayuran dengan cara manual ini biaya pelayarannya murah, maka dapat bertahan,” tuturnya.
PBM yang menghandle kegiatan rutin mingguan ini adalah PT Karya Putra Mandiri. (rat/ow)