Indonesia menjadi negara nomor lima dalam 21 daftar negara perekonomian terkuat dunia di tahun 2030 mendatang, dengan proyeksi berdasarkan produk domestik bruto (PDB) mencapai 5.424 triliun dolar AS, berada dibawah Jepang yang tercatat 5.606 triliun dolar AS, India (19.511 triliun dolar AS), Amerika Serikat dengan 23.475 triliun dolar AS, dan China 38.008 triliun dolar AS.
Sementara urutan keenam dan selanjutnya adalah Rusia, Jerman, Brasil, Meksiko, Inggris, Perancis, Turki, Arab Saudi, Korea Selatan, Italia, Iran, Spanyol dan sebagainya.
Pada seminar China International Import Expo dan 123 th Canton Fair, bertempat di JW Mariot Hotel, Medan (Jumat,23/3), Konsul Jenderal Perwakilan China, Sung Ang menyatakan Tiongkok akan melakukan hubungan baik dalam Perdagangan internasional, tapi apabila ada negara yang mengganggu, maka pihaknya akan memeranginya.
Hadir pada acara tersebut para pengusaha di Sumut, Alfi, Asdeski , GPEI, Kadin Sumut, Apindo, dan ICBC.
Sung Ang juga mengingatkan bahwa akhir-akhir ini, Tiongkok dan Amirika sedikit agak memanas terkait dengan kebijakan pemerintah Amirika tentang kenaikan pajak jenis tambang, yang pada prinsipnya para pengusaha merasa tertekan, namun begitu, China berusaha melakukan penekanan agar lebih balansing dari sisi perdagangan.
Gubernur SUmatera Utara, H. Tengku Erry Nuradi, menyambut baik adanya kegiatan tersebut. Tiongkok adalah salah satu mitra dagang Indonesia, semasa Kolonial dulu, cerita Erry, kedua negara sudah berhubungan dagang melalui barter. Komoditi yang dibarterkan antara lain teh, kopi dan tembakau.
“Saat ini hubungan Sumatera Utara dan Tiongkok dalam perdagangan bebas, AFTA, juga berlanjut, salah satu tujuan utama yakni jenis komoditi non migas. Pada tahun 2017, perolehan sekitar US$ 1,14 juta,” ujarnya.
Hingga saat ini, ucap Erry, komoditi unggulan ke Tiongkok, adalah minyak sawit, karet, kertas, perikanan, kopi, buah-buahan dan sarang burung walet.
Gubernur Sumut Tengku Erry berharap, kedepan agar seluruh pengusaha bisa menggunakan kesempatan ajang perdagangan internasional ini melalui Tiongkok Expo.
Sementara itu, Khairul Mahalli, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekpor Impor (GPEI) Indonesia, juga menyambut baik adanya kegiatan ini. “Kami berharap kedepannya agar pengusaha yang ada di Sumut dapat berkembang, terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produk kripik ubi yang sudah menembus pasar China melalui expo,” katanya.
Sedangkan Ye Ji Jiang, Vice President CFTC, menyatakan kegembiraannya bisa bertemu para pengusaha daerah Sumut ini. Terutama Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi yang selalu mendukung kebijakan para pengusaha, serta mendukung kegiatan perdagangan untuk kemajuan pengusaha yang ada di Kota dan Kabupaten di wilayah Sumut. (rat/ow)