Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Banten mengapresiasi positif rencana pemerintah menjadikan Banten sebagai hub pelabuhan yang melayani bongkar muat kontainer dari dan ke kawasan industri di sekitar Banten. Ketiga pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Merak Mas, Cigading, dan Ciwandan.
“DPW APBMI Banten menyambut baik langkah pemerintah yang akan mengalihkan arus keluar masuk barang dari dan ke kapal di pelabuhan Banten, Cilegon pada khususnya,” kata Alawi Mahmud, Ketua DPW APBMI Banten kepada Ocean Week, Jumat malam.
Pernyataan Alawi ini terkait dengan statement Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu yang mengatakan, apabila Banten sebagai hub itu terealisasi, arus barang dari dan ke kawasan industri itu tidak perlu lagi melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
“Namun jika hal itu benar terealisasi, diharapkan tidak dibarengi dengan masuknya PBM dari luar Banten, mengingat PBM di Banten anggota APBMI juga memiliki kompetensi disegala aspek yang cukup untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat, selain itu pertimbangannya karena jumlah PBM disini pun cukup banyak mencapai 86 PBM,” ungkap Alawi serius.
Sementara itu, menurut mantan Ketua Kadin Kota Cilegon ini, peluang bagi PBM disektornya tidak pernah bertambah. Dia meminta supaya barang-barang yang bersifat umum agar jangan dipaksakan untuk dilakukan bongkar muat di Terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS).
Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Maritim Agung Kuswandono juga pernah mengungkapkan, selama ini pelabuhan di Banten hanya dimanfaatkan untuk kargo curah cair dan curah kering. Padahal di wilayah ini terdapat fasilitas yang bisa digunakan untuk melayani kapal kontainer. Kedalaman kolamnya memungkinkan untuk dilalui kapal-kapal besar.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ada konglomerat asal India yakni Adani, akan mengelola pelabuhan peti kemas di Cilegon dengan kapasitas 2 juta TEUs.
Adani sebagai pemegang saham minoritas akan menjadi operator dan bekerjasama dengan perusahaan lokal yang memiliki saham mayoritas.
Bahkan, kata Budi Karya, pembangunan pelabuhan di provinsi Banten tersebut akan dimulai pada tahun ini. “Paling tidak Rp 5 triliun akan dikucurkan untuk membangun pelabuhan ini. Jadi swasta yang membangun, tapi mengundang operator dari India,” ucapnya.
Sementara itu, informasi yang diperoleh Ocean Week menyebutkan, setidaknya ada 40 juta ton total arus barang keluar masuk melalui pelabuhan-pelabuhan di Banten.
Dari volume sebesar itu, yang melalui pelabuhan Cigading yang dikelola PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) tercatat sekitar 18 juta ton tahun 2017 lalu. Sekitar 3 juta ton lebih melalui pelabuhan Ciwandan, dan sisanya lewat TUKS yang ada di Banten.
Sedangkan khusus kontainer yang melalui pelabuhan Merak Mas setiap tahun mencapai puluhan ribu TEUs. Di dermaga petikemas, seminggu sekali masuk kapal Maersk line bongkar muat sekitar 300 box dari dan ke Singapura.
“Namun sekarang sedang menurun,” kata Johanes Joko, pengelola terminal Merak Mas, di Banten. (***)