PT Perta Arun Gas (PAG) di Lhokseumawe merencanakan proyek revitalisasi melalui penyelesaian fasilitas pengolahan gas Arun, targetnya selesai pada tahun 2018.
Menurut Direktur Utama PAG, Teuku Khaidir, saat ini ada tiga proyek di kilang Arun yang berjalan bersamaan, yakni revitalisasi terminal gas alam cair atau Liquifed Natural Gas (LNG) Hub, pembangunan terminal kondensat, dan tangki liquified petroleum gas (LPG).
“Ketiga proyek sudah bisa berjalan tahun depan. Untuk LNG Hub sudah berjalan. Tapi karena ada salah satu kilang yang bocor, akan seger diperbaiki lagi. Pembangunan terminal ini bekerjasama dengan Jepang. Onstream diperkirakan tahun 2018. Untuk kerjasamanya sudah deal,” kata Teuku Khaidir ketika menerima kunjungan Media, di Medan, kemarin.
Sedangkan proyek tangki LPG yang akan dibangun oleh PT Pertamina Marketing and Trading berkapasitas total 60.000 meter kubik per hari. LPG nantinya bakal menyuplai kebutuhan warga Aceh dan sebagian Sumatera Utara. “Ini juga tahun depan. Sehingga, dalam waktu dekat kebutuhan LPG bisa dipenuhi dari Arun,” ujarnya.
Proyek lainnya adalah tempat penyimpanan kondensat yang dibangun oleh Pertamina Marketing and Trading. Perusahaan bakal menggunakan tiga tangki berkapasitas 1,5 juta barel untuk menyimpan stok kondensat. Fasilitas berguna untuk menunjang jual beli produk migas Pertamina. “Akan ada kerja sama dengan Thailand dan Malaysia. Itu bertahap,” tandasnya.
Sementara itu, Manager Production Plan and Process Engineering Perta Arun Gas, Sukarni Manan mengatakan revitalisasi bertujuan untuk meningkatkan utilitas Arun bagi masyarakat. Saat ini, Arun memiliki lima kilang, PAG akan menggunakan dua tangki lainnya sebagai tempat penyimpanan LNG. Tangki akan disewakan, seperti fasilitas yang dimiliki Singapore LNG.
“Hingga saat ini dua perusahaan berminat menggunakan tangki Pertamina, yaitu Japan LNG dan Itochu. Saat ini tangki masih dalam tahap perbaikan suku cadang. Kebutuhan dananya mencapai US$ 30 juta,” ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa Arun adalah kilang LNG tertua dengan usia yang sama dengan kilang Bontang di Kalimantan Timur. Fasilitasnya terintegrasi dengan lapangan Arun di Aceh Utara, serta dua wilayah kerja lepas pantai di perairan Sumatera bagian utara.
Sejak tahun 1978-2014, Arun mengirim 4.269 kargo LNG. Sebagian besar bertujuan ke Korea dan Jepang. Kompleks pengolahan ini memiliki enam unit kilang gas, dua pelabuhan khusus, dan sembilan tangki penyimpanan gas. Namun sejak ekspor berakhir, perjanjian pengelolaan Arun NGL turut kadaluwarsa.
Saat ini sebagian besar di Arun menganggur karena produksi migas dari lapangan pemasoknya sekitarnya jauh menyusut. Perta Arun Gas hanya mengelola fasilitas regasifikasi LNG dan dua tangki penyimpanan. Perusahaan mengolah gas sebanyak 17 kargo per tahun. Dari angka itu, 16 kargo berasal dari kilang gas Tangguh di Papua Barat, yang dioperasikan BP Berau.
Gas digunakan untuk menyalakan setrum di Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun dan PLTMG Belawan, Sumatera Utara. Sisa gas dipakai oleh PT Pupuk Iskandar Muda dan industri lainnya. “Volume regasifikasi juga akan meningkat tahun depan. Rencananya, Perta Arun Gas berkontrak dengan PLN untuk memproses gas PLTMG Arun II dan suplai bahan baku untuk Pupuk Iskandar Muda,” tambahnya. (ga/**)