Sekitar pukul 00.05, tanggal 15 Desember 2020, telah terjadi musibah tubrukan kapal KMTC Jebel Ali berbendera Korea dengan KLM Bahtera Salbach di ambang luar di antara bouy 5 dan 7.
Akibat tubrukan tersebut, KLM Bahtera Salbach bocor dan tenggelam pada posisi koordinat 06°,52,042 S / 112°,44,751 E (di luar alur masuk APBS).
Direktur KPLP Hubla Ahmad yang dihubungi Ocean Week, Selasa sore mengungkapkan, setelah memperoleh informasi tersebut, Pangkalan PLP Tanjung Perak bersama TIM Quick Respon Tim KSU Tanjung Perak dengan menggunakan Kapal Patroli KN.P-371 (Pangkalan PLP Tanjung Perak) bergegas melaksanakan check TKP dan Penjemputan terhadap Crew Kapal MV.KMTC Jebel Ali.
Selanjutnya crew diserahkan ke Agent Pelayaran untuk dilakukan Rapid Test sebelum dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut.
“Crew KLM Bahtera Salbach berjumlah 8 orang semuanya selamat di bawa oleh motor pandu ke stasiun karang Jamuang dan terdapat satu ABK KLM Bahtera Salbach yang mengalami sakit langsung di bawa ke RS di Gresik,” ujar Ahmad.
Saat ini KMTC. Jebel Ali masih berlabuh di area labuh sekitar tempat kejadian dan Nakhoda, Mualim I serta KKM dibawa oleh KN.P 371 Milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak untuk diminta keterangan lebih lanjut di Kantor Syahbandar Utama Tanjung Perak.
Sementara kerangka kapal KLM Bahtera Salbach telah teridentifikasi posisinya dan untuk seluruh kapal yang melintas diharapkan tetap waspada dan berhati-hati terhadap kemungkinan kerangka kapal hanyut sampai proses evakuasi dilakukan.
Ketua DPC INSA Surabaya Stevens Lesawengan kepada Ocean Week menyatakan bahwa akibat peristiwa naas itu, untuk sementara waktu tidak mengganggu alur karena posisi KlM jarak nya 250 dari alur pelayaran Surabaya.
Atas kejadian tersebut INSA Surabaya menghimbau supaya pihak KPLP lebih intens lagi melakukan patroli, apalagi cuaca saat ini sedang memburuk, dan terkadang kapal-kapal kecil tidak kelihatan.
“Supaya juga diperhatikan rambu-rambu navigasi mungkin ada yang tidak berfungsi atau sudah bergeser dari posisi existing. Jadi semua kapal yang melintasi APBS harus extra hati-hati karena banyak juga kapal-kapal nelayan berkeliaran di alur tersebut,” kata Stevens menjelaskan.
Hingga berita ini ditulis, Syahbandar Tanjung Perak Capt Sudiono dan Kepala OP Perak Arif Toha yang dikonfirmasi, belum memberi jawaban. (**)