Pelabuhan transhipment, kelihatannya cukup ngetrend di era pemerintahan sekarang. Bukan hanya Menhub Budi Karya Sumadi saja yang berulang kali mendengungkan istilah transhipment untuk sejumlah pelabuhan, namun juga direksi Pelindo, mulai wilayah 1, 4, dan 2.
Mereka (para direksi-red) sering mengklaim pelabuhan yang dikelolanya dapat sebagai transhipment, misalnya pelabuhan Makassar, Bitung, lalu Tanjung Priok, dan Kuala Tanjung.
Hal yang sama pun beberapa kali terdengar dari statement Menhub Budi Karya yang menyatakan Kuala Tanjung dapat menjadi pelabuhan transhipment, juga pelabuhan Tanjung Priok. Pada Jumat malam (1/12), sewaktu Menhub Budi berkunjung ke pelabuhan Sabang pun mengatakan jika pelabuhan yang dikenal dengan sebutan CT3 ini juga dapat menjadi transhipment.
Pertanyaannya, model transhipment yang seperti apa yang ingin diwujudkan oleh pemerintah (Kemenhub), apakah transhipment domestik, atau transhipment internasional. Mungkin selama ini kalangan shipping mengenalnya sebagai hub domestik dan hub internasional.
Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Asmari Herry kepada Ocean Week pernah menyatakan kalau hub internasional (transhipment internasional) itu, barang (petikemas) yang diangkut oleh kapal itu tak ada hubungannya dengan negara (Indonesia). “Jadi hanya sekedar mampir, dari kapal-kapal yang angkut barang (petikemas) dari berbagai negara kemudian dipindah kapalkan ke yang lebih besar untuk dilanjutkan ke negara tujuan,” ungkapnya.
Pelabuhan di Indonesia, seperti Tanjung Priok misalnya, kata Asmari, lebih tepat sebagai ‘gateway’, bukan transhipment (hub) internasional. Dia mencontohkan pelabuhan Singapura, bahwa barang-barang yang diangkut kapal dari berbagai negara bukan untuk negara tersebut (Singapura), tapi hanya mampir, untuk dipindahkan ke kapal besar, lalu dibawa ke negara tujuan. “Itu hub internasional (transhipment internasional),” ucapnya.
Makanya Direktur Samudera Indonesia Shipping ini mempertanyakan, apakah trasnhipment (hub internasional) yang diinginkan atau dimaksud oleh pihak Kemenhub maupun direksi Pelindo seperti yang di pelabuhan Singapura, atau di Tanjung Pelepas Malaysia. “Tapi apapun bentuknya, kita perlu support niat baik pemerintah Indonesia,” ungkap Asmari.
Menhub Budi Karya usai meninjau pelabuhan Sabang pada Jumat (1/12) mengatakan bahwa Pelabuhan Peti Kemas di Kota Sabang, Aceh, bisa menjadi pelabuhan “transhipment” sehingga barang dari Sumatera bisa dibawa ke pasar internasional melalui pelabuhan ini.
“Kalau bisa jadi pelabuhan `transhipment` akan menarik. Secara teknis bagus dan lokasi strategis,” kata Budi Karya di Kota Sabang, Jumat petang.
Lalu, tanya Asmari, Kuala Tanjung bagaimana. Padahal, pelabuhan ini dibangun juga konon digadang-gadang untuk dijadikan hub internasional.
Menhub Budi mengatakan bahwa Pelabuhan CT3 merupakan pelabuhan alam dengan kedalaman 20 meter sehingga tidak membutuhkan pembangunan dan perawatan sebagaimana pelabuhan lainnya di Indonesia.
“Pelabuhan ini (Sabang-red) ada di teluk yang dilindungi pulau. Dalam cuaca apa pun tidak masalah. Perawatan murah, operasional gampang,” katanya.
Jika menjadi pelabuhan “transhipment”, barang dari Pekanbaru, Dumai, Medan, dan daerah lain akan dibawa ke Sabang dengan kapal untuk selanjutnya akan dibawa ke luar negeri dengan kapal yang lebih besar.
Kata Budi Karya, sudah ada operator kapal kargo dari Eropa yang berminat menjadikan Pelabuhan CT3 sebagai “transhipment”. “Makanya, saya datang ke sini untuk melihat langsung pelabuhan ini,” ucapnya.
Selain Pelabuhan CT3, lanjut dia, Sabang juga memiliki pelabuhan perikanan dan penyeberangan. Namun, yang paling memungkinkan dikembangkan adalah Pelabuhan CT3 karena dinilai mampu menjadi “transhipment” barang.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Massaya juga pernah mengatakan, bahwa pemerinah melalui Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan meminta semua Pelindo baik I, II, III, dan IV untuk bisa terintegrasi dan mempunyai satu standard operasional yang sama sesuai standard internasional pada tujuh pelabuhan.
Sebab, pemerintah menggagas sekitar tujuh pelabuhan akan dijadikan sebagai transhipment.
Elvyn mengatakan dengan adanya tujuh pelabuhan yang akan dijadikan international transhipment, maka pengiriman dan penerimaan barang tak perlu lagi mampir ke Singapura.
Tujuh pelabuhan itu adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Tanjung Mas, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan Sorong. Tujuh pelabuhan ini berada dalam skema Integrated Chain Port. (ant/ow/**)