Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub berharap program tol laut bisa dilanjutkan pada pemerintahan Presiden Prabowo, mengingat tol laut sangat memberi manfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah 3TP (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
Apalagi, Ditjen Hubla sudah mengajukan anggaran untuk tol laut di tahun 2025 sebesar Rp 1,124 triliun.
Dirjen perhubungan laut Antoni Arif Priadi mengungkapkan hal itu, dalam acara coffee morning Ditlala bersama Forwahub, bertempat di ruang Sriwijaya, Kemenhub, Jakarta, Selasa (8/10/2024).
“Tol laut terus lah, termasuk program kapal perintis, karena itu dua hal yang berbeda, tol laut untuk angkutan barang, sedangkan kapal perintis untuk angkutan penumpang (orang),” ujar Antoni menjawab wartawan.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Hubla Capt. Hartanto juga menyatakan hal yang sama bahwa tol laut akan lanjut. “Program tol laut sangat memberi manfaat buat masyarakat di 3TP, juga bisa menjadikan disparitas harga antara barang di pulau Jawa dan Pulau lain terjadi,” ungkapnya.
“Tol laut diharapkan dilanjutkan, dan kami sudah mengajukan anggaran untuk itu sebesar Rp 1,124 T anggaran 2025,” kata Hartanto.
Direktur Lala menyampaikan akan terus melakukan evaluasi terhadap pola atau sistem operasional tol laut. “Kita tetap akan melakukan evaluasi untuk lebih baik lagi, harapannya pola yang akan diterapkan nanti dapat lebih efektif, dan kita tetap memberikan subsidi,” ucapnya.
Capt. Hartanto mengakui jika pelaksanaan Tol laut sangat kompleks, perlu koordinasi antara instansi pemerintah di daerah dengan pelaku.
“Pemerintah daerah juga harus terus mendukung, sayangnya belum maksimal. Kargo balik hanya 30%, ini perlu peran semua pihak di daerah untuk mendukung berhasilnya program tol laut dan lainnya,” ujarnya menjawab mengenai belum optimalnya muatan balik dari berbagai daerah.
Hartanto juga menegaskan, sekarang ini sudah ada 39 trayek tol laut menyinggahi 115 pelabuhan, lalu ada 107 trayek perintis dengan 496 pelabuhan singgah, lalu rede ada 16 trayek.

Dia pun merinci, sebanyak 12 % trayek melayani Indonesia barat, kemudian 41% trayek melayani Indonesia bagian tengah, dan 54% trayek melayani Indonesia bagian timur.
Tol laut juga dipandang sangat membantu dalam menurunkan inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Untuk diketahui bahwa tujuan tol laut adalah untuk mengurangi kesenjangan distribusi barang dan meningkatkan konektivitas antarpulau. Tol laut berperan krusial dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Tol laut Menggembirakan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa capaian kinerja tol laut sangat menggembirakan. Salah satu tujuan utama program ini adalah mengurangi disparitas harga barang di berbagai wilayah, khususnya di Indonesia bagian timur, yang selama ini mengalami perbedaan harga yang signifikan dibandingkan dengan wilayah-wilayah di Indonesia bagian barat.
“Dengan adanya tol laut, harga barang pokok dapat turun hingga 30 persen, terutama di wilayah 3TP. Ini sangat membantu dalam menurunkan inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Budi Karya.
Hingga kini, tol laut telah menghubungkan 115 pelabuhan di seluruh Indonesia dengan 39 trayek aktif, mempercepat distribusi barang ke berbagai daerah, yang sebelumnya sulit dijangkau.
Menurut Budi, program ini menciptakan pemerataan distribusi barang di wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi, seperti masyarakat di Papua dan Maluku, yang kini bisa mendapatkan barang dengan harga yang lebih stabil dan terjangkau.
Menhub pun mengatakan, Tol laut tidak hanya berkontribusi dalam efisiensi distribusi, melainkan juga dalam pengembangan industri kecil dan menengah (UKM) di daerah tersebut. Produk-produk lokal, seperti ikan dari Maluku, rumput laut dari Nusa Tenggara, hingga beras dari Merauke kini dapat didistribusikan lebih mudah ke seluruh Indonesia.
Di beberapa wilayah, seperti NTT dan Papua, meskipun masih menyandang status sebagai daerah termiskin, tol laut telah membuka peluang ekonomi baru.
“Kupang, misalnya, kini memiliki industri-industri kecil yang tumbuh seiring dengan kemudahan akses distribusi yang disediakan tol laut. Ini adalah langkah awal yang penting dalam mengurangi kesenjangan pembangunan antardaerah,” katanya.

Dengan pencapaian yang telah diraih selama 10 tahun terakhir, pemerintah berencana untuk menambah trayek baru serta memperkuat integrasi logistik nasional dengan tol laut. “Kami menargetkan penambahan trayek hingga 10–25 persen dalam beberapa tahun ke depan, terutama untuk wilayah-wilayah yang masih belum terjangkau secara optimal,” ucap Menhub.
Dengan capaian yang terus meningkat, program tersebut menunjukkan bahwa investasi dalam infrastruktur maritim dapat memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat. “Tol laut adalah jembatan untuk menghubungkan semua pulau, agar setiap warga negara merasakan manfaatnya”.
Dalam kesempatan coffee morning tersebut, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Antoni Arif Priadi menyampaikan bahwa program Tol Laut awalnya hanya terdiri 11 trayek, namun kini setelah hampir satu dekade jangkauannya makin luas hingga 39 trayek.
Antoni mengungkapkan, dari data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut, sekarang ada 39 trayek tol laut menyinggahi 115 pelabuhan, lalu trayek perintis sebanyak 107, dan menyinggahi 496 pelabuhan, kemudian trayek rede ada 16 trayek.
Dirjen Hubla Antoni menambahkan bahwa pada tahun 2024 sampai September, angkutan tol laut sudah melayani 24.556 TEUs dan non petikemas sebanyak 851,7 ton.
Di sisi lain, ungkap Antoni, beberapa trayek Tol Laut sudah mulai ada yang menjadi kawasan komersial dan subsidinya dikurangi, misalnya di Kupang dan Maumere. “Subsidi yang berkurang itu bisa diarahkan ke daerah yang masih butuh disinggahi Tol Laut,” ujarnya.
Dirjen Hubla juga menjelaskan bahwa subsidi angkutan Tol Laut diberikan ke daerah yang volume bongkar muat logistiknya masih sedikit. “Subsidi tersebut diharapkan bisa memicu perekonomian daerah, sehingga volume logistiknya bisa bertambah dan bisa beroperasi komersial tanpa subsidi,” katanya.
Tol Laut Primadona
Ditempat sama, Direktur Lala Ditjen Hubla, Hartanto mengatakan bahwa program tol laut, perintis dan rede itu bisa dijadikan sebagai program yang diunggulkan dan menjadi primadona.
“Bayangkan saja jika ribuan pulau tak disinggahi kapal, bagaimana daerah itu jadinya,” ujar Hartanto.
Hartanto juga menegaskan jika sekarang sudah ada 39 trayek tol laut menyinggahi 115 pelabuhan, lalu ada 107 trayek perintis dengan 496 pelabuhan singgah, lalu rede ada 16 trayek.
“Jumlah kapal yang melayani trayek ada 107 unit,” ucapnya.
Dia pun merinci, sebanyak 12 % trayek melayani Indonesia barat, kemudian 41% trayek melayani Indonesia bagian tengah, dan 54% trayek melayani Indonesia bagian timur.
Hartanto menambahkan, bahwa trayek perintis akan ada penambahan tujuh unit kapal. “Tahun 2025 sudah 116 kapal yang terdiri dari 100 laik laut, 16 kapal tak laik laut,” jelasnya.
Hartanto berharap, program yang bagus ini agar bisa terus berlanjut di era pemerintahan baru nanti.
Menjawab masalah seringnya Inaportnet trouble, Hartanto mengakui bahwa tidak dipungkiri kalau Inaportnet terkadang trouble, namun untuk mengatasi operasional di lapangan, dilakukan dengan cara manual. “Itu sudah ada aturannya, begitu trouble langsung bisa manual, hanya saja data-data kegiatan kapal yang ada saat terjadi trouble nantinya harus dimasukkan dalam sistem Inaportnet kalau sudah normal kembali,” katanya.
Hartanto menambahkan bahwa program tol laut , Inaportnet dan kapal ternak tak akan berhasil jika tak ada dukungan dari pemerintah daerah dan semua pihak yang terkait. (***)