Pemerintah (Kemenhub) bakal membuka trayek tol laut Cilacap-Banyuwangi-Pacitan-Cilacap, dan akan dimulai pada tahun 2020 mendatang. Tender untuk rute ini bersama 5 trayek lainnya, direncanakan dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2019 ini.
Rute tol laut di wilayah lintas selatan ini, mendapat apresiasi dari INSA Cilacap. “Rute itu sudah jalan. Info yang saya ketahui mau ada tambahan trayek tol laut Cilacap dan lelang dilaksanakan pertengahan November bulan ini,” kata ketua DPC INSA Cilacap, Wasito kepada Ocean Week, Rabu malam.
Menurut dia, dari wilayah ini sudah ada kapal kargo mengangkut barang-barang non petikemas untuk rute tersebut. “Cilacap lagi proses export kayu olahan via cont 40 fett ke china,” ujarnya lagi.
Wasito menilai jika trayek tol laut itu sebagai alternative, meskipun belum optimal karena kargo yang menggunakan sarana tol laut lintas Cilacap-Pacitan-Banyuwangi, baru komoditi Semen.
“Harapan INSA, dengan adanya tol laut bisa menjadikan harga comoditi didaerah tersebut bisa lebih murah dibandingkan harga sebelum tol laut masuk. Dan itu bisa terlaksana apabila swasta bisa ikut berperan. Jadi ada semacam kompetisi dalam pelayanan sehingga supply comoditi didaerah itu lancar dan mencukupi, supaya harga bisa lebih murah, karena ketersediaan barang. Tidak seperti sekarang ada tol laut tapi harga tetap mahal karena tidak ada ketersediaan barang yang diperlukan oleh masyarakat,” ungkap Wasito.
Seperti diketahui, tahun lalu kapal pelayaran perdana tol laut di Cilacap sudah diluncurkan. Waktu itu Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cilacap Wigyo mengatakan, kapal yang dipakai berukuran 3300 GT, dengan kapasitas 4.200 ton.

Dia mengatakan, pelayaran perintis ini akan menghubungkan antar kabupaten di selatan Jawa, mulai dari Cilacap ke Kulonprogo, Pacitan, Trenggalek, Banyuwangi. Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap juga dijadikan sebagai homebase atau pelabuhan pangkal pelayaran perintis di Jawa Bagian Selatan.
Untuk muatannya, diharapkan merupakan produk-produk lokal. Pasalnya, pelayaran perintis berarti kapal-kapal ini mendorong perkembangan ekonomi, sehingga diharapkan mampu mengangkat perkembangan ekonomi masyarakat sekitar.
Kapal-kapal ini, akan membawa muatan selama 14 hari, atau dalam satu ‘round proyek’ dari Cilacap-Banyuwangi pulang pergi ditempuh dalam waktu 14 hari. Kapal perintis ini masih aman melalui perairan selatan Jawa, yang memiliki karakteristik laut dengan arus deras, gelombang tinggi, cuaca juga seringkali ekstrem.
Pelayaran perintis ini berasal dari keinginan 11 kabupaten yang ada di wilayah pesisir Laut Selatan, mulai Sukabumi Jawa Barat, Cilacap Jawa Tengah, dan Pacitan Jawa Timur yang ingin mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi.
Tol laut ini mendukung Cilacap yang dijadikan sebagai pusat kegiatan nasional. Dengan adanya tol laut dibagian selatan Jawa ini juga diharapkan bisa mengurangi kepadatan lalu lintas yang ada di Pulau Jawa ini.
Dengan adanya konsep tol laut ini, diharapkan tak akan ada kelangkaan sembako, kelangkaan bahan bakar minyak, dan kelangkaan semen. Sebab, semua itu bisa didistribusikan melalui jalur bebas hambatan di laut. (***)