Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Aptrindo, dan TORACI meminta supaya PT Pelindo (SPSL) dan PT Cibitung Tanjung Priok Tollways (CTP) mengevaluasi kembali tarif tol Cibitung – Cilincing yang dinilainya cukup mahal, sehingga turut menyumbang high cost logistik.
“Perlulah itu tarif tol Cibitung – Cilincing dievaluasi kembali, biar truk-truk pengangkut petikemas tak memilih melewati tol Cikampek -Priok, karena terlalu mahal,” kata M. Nuh Nasution, Ketua DPP ALFI, Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan, dan Sekjen TORACI Muslim Tampubolon, kepada Ocean Week, Rabu (4/9) siang per telpon.
Berdasarkan Keputusan Menteri PUPR, Nomor: 800/KPTS/M/202, berikut besaran tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing Seksi 4 Tarumajaya-Cilincing: Cibitung-Cilincing = Gol I Rp 68.500; Gol II & III Rp 102.500; Gol IV & V Rp 136.500. Telaga Asih-Cilincing = Gol I Rp 63.000; Gol II & III Rp 94.500; Gol IV & V Rp 126.000. Gabus-Cilincing = Gol I Rp 43.000; Gol II & III Rp 64.500; Gol IV & V Rp 86.000. Tarumajaya-Cilincing = Gol I Rp 14.500; Gol II & III Rp 21.500; Gol IV & V Rp 29.000. Cilincing-Tarumajaya = Gol I Rp 14.500; Gol II & III Rp 21.500; Gol IV & V Rp 29.000. Cilincing-Gabus = Gol I Rp 43.000; Gol II & III Rp 64.500; Gol IV & V Rp 86.000. Cilincing-Telaga Asih = Gol I Rp 63.000; Gol II & III Rp 94.500; Gol IV & V Rp 126.000. Cilincing-Cibitung = Gol I Rp 68.500; Gol II & III Rp 102.500; Gol IV & V Rp 136.500.
Tarigan menyampaikan tarif tol Cibitung – Cilincing terlalu mahal. “Makanya truk-truk anggota Aptrindo nggak mau lewat jalan tol itu, karena mahal banget. Kalau toh lewat jalan itu karena terpaksa. Makanya Pelindo perlu evaluasi kembali itu jalan tol,” ujar Tarigan.

Menurut Tarigan, dengan mahalnya tarif tol tersebut, artinya pengelola turut menyumbang high cost logistik. “Padahal pemerintah minta supaya tarif logistik murah,” ungkapnya.
M. Nuh yang juga mantan ketum ALFI Jawa Barat mempertanyakan, apakah pengelola tol itu lebih memilih kualitas atau kuantitas.

“Pastinya menurut saya kuantitas yang seharusnya jadi pilihan, karena dengan demikian truk-truk akan banyak yang melalui tol itu, karena memang tadinya tol itu dibangun untuk menghindari kemacetan di tol Cikampek – Priok. Selain itu untuk kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan. Nah kalau ternyata penggunanya sepi, kapan investasi bisa balik,” ungkap Nuh.
Ketua Bidang Curah Aptrindo Fudyanpo Kamin juga berpendapatan sama. “Tarif tol Cibitung – Cilincing itu terlalu mahal, sehingga truk-truk saya pun jarang sekali lewat situ. Lebih memilih lewat tol Cikampek – Priok,” kata Fudy yang juga ketua DPC APBMI Marunda.
Kata Fudy, mestinya tarif disamakan dengan tarif tol Cikampek – Priok, sehingga truk-truk bisa lewat tol mana saja,” ungkapnya.
Fudy bercerita, dirinya pernah lewat tol Cibitung – Marunda, kondisinya sepi sekali. Oleh sebab itu, Pelindo perlu mengevaluasi tarif tol ini.
Seperti diketahui bahwa PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) memberlakukan tarif di Jalan Tol Cibitung-Cilincing Seksi 4 Tarumajaya-Cilincing pada Agustus 2023 lalu.
Perlu diketahui, Seksi 4 sepanjang 7,285 km ini telah dioperasikan sejak 1 April 2023 lalu dengan kondisi belum bertarif, bahkan beberapa kali pernah diberikan diskon, namun tetap saja truk-truk enggan menggunakan tol tersebut.
Sebagai bagian dari Jakarta Outer Ring Road II (JORR II), Jalan Tol Cibitung-Cilincing ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat dan pengguna jalan. Tetapi, faktanya tak seperti yang diharapkan, hingga saat ini pengguna jalan tol tersebut masih belum sesuai yang diinginkan, karena mahal.
Khususnya kendaraan logistik untuk pilihan rute dari area Timur Jakarta yang akan menuju area Pelabuhan Tj. Priok, dan Kawasan industry di area Cakung dan Cilincing. Sehingga dapat menjadi pilihan untuk menghindari kemacetan di jalan arteri Marunda dan Arteri Cakung-Cilincing. Dengan beroperasinya Seksi 4 dan diberlakukannya tarif, maka seluruh Seksi di Jalan Tol Cibitung-Cilincing dari Seksi 1 sampai dengan Seksi 4, mulai dari Cibitung, hingga ke Cilincing telah bertarif sepenuhnya.
Sekjen Toraci Muslim Tampubolon pun berpendapat sama. “Tarif Mahal, truk ogah lewat disitu,” ungkapnya.
Para asosiasi tersebut berharap Pelindo segera mengevaluasi kembali tarif tol Cibitung – Cilincing tersebut. (***)